cahyo/radmas |
Pasalnya sejak 3 bulan terakhir, jembatan Sungai Sana yang ada di ruas jalan itu ambles. Saat ini kebanyakan hanya kendaraan roda dua yang berani melaluinya.
Ancaman bahaya semakin tinggi saat malam, karena nyaris tak ada penerangan jalan di ruas jalan milik kabupaten itu. Padahal jalan itu menjadi akses utama kedua desa
untuk menuju ke jantung kota Kecamatan dan jalur besar arah ke Desa Jompo, Kalimanah.
Pantauan Radarmas, dari arah Desa Muntang, jembatan terlihat miring di sisi kiri jalan yang tidak begitu lebar itu. Saat dilihat dari bawah, pondasi dan penyangga
jembatan sudah ambles dan retak serta terancam roboh. Hingga kemarin juga bagian atas sudah ambles dan harus hati-hati saat melaluinya.
Kepala Desa Sumilir, Misman mengaku, kondisi itu sudah dilaporkan kepada pemkab. Informasi yang ia terima, akan dilakukan rehab maupun perbaikan dengan usulan dari
APBD Perubahan tahun ini. Namun sampai kini belum ada kabar apakah terealisasi atau urung.
“Harapan kami dan masyarakat, segera ada penanganan maupun kejelasan penanganan. Kami optimis akan segera tertangani. Karena laporan sudah masuk dan diusulkan melalui
APBD Perubahan. Tinggal disetujui atau tidak saat penetapan,” paparnya, Rabu (26/8).
Sementara itu, pengguna jalan yang setiap hari memanfaatkan ruas jalan itu mengaku jika sepeda motor masih agak aman. Namun jika berpapasan dengan mobil, maka harus
satu- satu karena sempit dan ambles.
“Saya khawatir saat melintas, cekungan aspal yang diatas ambrol dan jath ke sungai bersama kendaraan yang lewat. Seharusnya truk maupun kendaraan berat jangan melintas
di jalan ini. Kalau tidak kuat malah ambrol,” ungkap Marsono warga Kemangkon.
Pemerintah desa juga sudah berupaya memasang pengaman atau peringatan rambu sederhana. Namun entah kenapa selalu hilang dan akhirnya dibiarkan kembali tanpa rambu di
ruas jalan yang mengalami jembatan ambles itu. (amr)