Tri ngudifor ekspres |
Menurut warga setempat, Tri Ngudi (32), banjir mencapai puncaknya pada Sabtu sore (18/6/2016) sekitar pukul 17.00-19.00 WIB. Saat itu, hujan deras membuat Kali Wirananggan yang mengalir di desa tersebut, airnya limpas dan bahkan mencapai pemukiman warga.
Yang mengerikan, banjir tak hanya berupa air bah dari arah hulu sekaligus membawa pohon-pohon pinus yang roboh. Ketinggian air bahkan merendam jembatan yang berada di wilayah tersebut. Ditambah pohon-pohon pinus yang dibawa air, akses Wonoharjo ke luar sempat terputus.
Alhasil, warga desa itu sempat terisolir semalaman. "Ini baru bisa dilalui pagi ini setelah warga bergotong royong membersihkan longsor," katanya, Minggu (19/6/2016).
Banjir juga membuat sebuah warung di Desa Wonoharjo Kecamatan Rowokele hanyut terbawa arus banjir serta membuat jalan desa tidak dapat dilalui karena tertutup material longsor dengan panjang 100 meter dan tinggi 3 meter.
Selain itu, seorang warga Rt 1 Rw 8 Dukuh Lemungsur Desa Wonoharjo bernama Bahrudin ditemukan meninggal dunia pada Sabtu malam sekitar 20.00 WIB. Korban tewas lantaran jatuh dari pohon kelapa yang berada di kebunnya.
(cah)