hasanudin alias Kiai Syawal/foto imamekspres |
Hasanudin tak lain adalah guru Abdul Ghofur (34) warga RT 2 RW 1 Desa Logandu Kecamatan Karanggayam yang meninggal lantaran belajar ilmu makrifat kepadanya. Seperti pernah diberitakan, Abdul Ghofur meninggal setelah melakukan ritual 40 hari 40 malam. Tragisnya, jenasahnya baru bisa diambil pihak keluarga pada Kamis (4/8/) atau selang 7 bulan setelah dia meninggal pada Desember 2015 lalu.
Ditemui Ekspres di rumahnya, Senin (8/8/2016), Hasanudin alias Kyai Syawal mengaku menyayangkan apa yang dialami Abdul Ghofur. Menurutnya, dia sudah memberikan peringatan kepada santrinya itu betapa beratnya ritual itu. Namun, Ghofur berkeras melakoni puasa 40 hari 40 malam. “Saya sendiri sudah melarangnya, namun dia bersih kukuh. Bahkan memilih mati dari pada tidak dapat menggapai ilmu tersebut," kata Hasanudin.
Terlepas dari apa yang dialami Ghofur, Hasanudin meyakini puasa 40 hari 40 malam menjadi cara untuk menggapai makrifat. Bilapun kemudian Ghofur meninggal, itu bukan berarti "laku" itu gagal.
Menurut Syawal, meninggalnya Ghofur itu memang karena kemauannya sendiri yakni dia sudah tidak mau lagi hidup di alam ini. Dia lebih memilih "ninggal raga" dari pada hidup di kehidupan ini. Sebelum melakukan pecat ruh, Ghofur pesan kepada keponakannya Warsono untuk dimakamkan di area padepokan.
"Tekad Ghofur itu menjadi ciri-ciri orang yang sudah membutuhkan ilmu makrifat. Dan ilmu makrifat hanya dapat diberikan dan diajarkan kepada orang-orang yang memang membutuhkan,” katanya.
Keyakinan itulah yang dia yakini setelah mondok di banyak pondok pesantren. Terlebih, dia mengaku masih memiliki garis keturunan Nabi Muhammadd SAW. Terkait keturunan Nabi Muhammad, Hasanudin bisa menerangkan urutan nasabnya hingga ke Nabi Muhammad SAW. Menurutnya, dia masih keturunan nabi Muhammad dari garis Sayidina Husen. Dan, dia itu keturunan Nabi Muhammad yang ke61 atau Habib Hasanudin Assegaf.(cah/mam)