KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Proses melahirkan sudah menjadi perjuangan hidup mati bagi seorang ibu. Namun, apa yang dialami Bisem (24), warga Dukuh Plipitan Desa Giritirto Kecamatan Karanggayam ini sungguh mengharukan kalau tidak boleh dikatakan miris.
Bagaimana tidak. Gara-gara rumahnya masuk wilayah terpencil dan jauh dari fasilitas kesehatan, Bisem harus melahirkan anak pertamanya di atas truk yang tengah membawanya ke Puskesmas II Karanggayam, fasilitas layanan kesehatan yang terdekat dengan rumahnya.
Bisem menuturkan, kejadian tersebut terjadi pada Selasa 10 Januari 2017 lalu. Sehari sebelumnya, dia yang saat itu dalam keadaan hamil tua, sudah merasa tanda-tanda akan melahirkan. Perutnya terasa mulas. Sakit tak tertahankan itu berlanjut hingga malam hari.
Hingga kemudian, pada Senin tengah malam, air ketubannya keluar.
Melihat kondisi istrinya, suami Bisem, Turino (30), berupaya mencari kendaraan roda empat untuk membawa istrinya ke puskesmas. Namun, di daerah tersebut hanya truk yang ada. Jadilah Turino memesan truk milik warga setempat.
Namun hingga Senin malam, truk yang mereka butuhkan tak kunjung datang. Sembari menunggu truk, Turino memutuskan meminta pertolongan dukun bayi setempat. Namun hingga Selasa pagi, sekitar pukul 06.00 WIB, bayi dalam kandungan Bisem tak kunjung "keluar".
Di tengah kepanikan yang makin memuncak, truk yang dinanti akhirnya tiba. Bisem lantas digotong ke atas truk yang lantas membawanya ke Puskesmas II Karanggayam. Penderitaan Bisem tak berhenti disitu.
Dia harus menahan sakit terguncang-guncang di atas truk lantaran kondisi jalan rusak parah dan melintasi hutan. Padahal, jarak rumah dengan Puskesmas Karanggayam 25 kilometer!
Benar saja. Di tengah perjalanan, pada Selasa pagi sekitar pukul 09.00 WIB, bayi dalam kandungan Bisem lahir. "Dalam perjalanan ke Puskesmas, istri saya melahirkan di atas truk. Tepat di depan SD N 2 Giritirto dukuh Kedunglo," kenang Turino ditemui, di rumahnya baru-baru ini.
Ya, bayi Bisem lahir di atas truk. Bisem hanya dibantu oleh ibu kandungnya serta dukun bayi yang mendampingi dalam perjalanan menuju Puskesmas. Kepanikan itu sirna menjadi kelegaan, saat bayi Bisem lahir dengan selamat. Bayi itu berjenis kelamin perempuan. Bobotnya 3 kg.
"Setelah bayi saya lahir, Bu Bidan datang menggunakan sepeda motor. Lalu dipotongnya tali pusar anak saya," ujar Turino kali ini dengan senyum menyungging di bibir.
Oleh pasangan suami istri muda tersebut, sang bayi diberi nama Adinda Sahra R. Usianya kini sudah tiga minggu lebih. Dia menjadi anggota baru pasangan suami istri yang berprofesi sebagai buruh tani tersebut. (saefur/cah)
Bagaimana tidak. Gara-gara rumahnya masuk wilayah terpencil dan jauh dari fasilitas kesehatan, Bisem harus melahirkan anak pertamanya di atas truk yang tengah membawanya ke Puskesmas II Karanggayam, fasilitas layanan kesehatan yang terdekat dengan rumahnya.
Bisem menuturkan, kejadian tersebut terjadi pada Selasa 10 Januari 2017 lalu. Sehari sebelumnya, dia yang saat itu dalam keadaan hamil tua, sudah merasa tanda-tanda akan melahirkan. Perutnya terasa mulas. Sakit tak tertahankan itu berlanjut hingga malam hari.
Hingga kemudian, pada Senin tengah malam, air ketubannya keluar.
Melihat kondisi istrinya, suami Bisem, Turino (30), berupaya mencari kendaraan roda empat untuk membawa istrinya ke puskesmas. Namun, di daerah tersebut hanya truk yang ada. Jadilah Turino memesan truk milik warga setempat.
Namun hingga Senin malam, truk yang mereka butuhkan tak kunjung datang. Sembari menunggu truk, Turino memutuskan meminta pertolongan dukun bayi setempat. Namun hingga Selasa pagi, sekitar pukul 06.00 WIB, bayi dalam kandungan Bisem tak kunjung "keluar".
Di tengah kepanikan yang makin memuncak, truk yang dinanti akhirnya tiba. Bisem lantas digotong ke atas truk yang lantas membawanya ke Puskesmas II Karanggayam. Penderitaan Bisem tak berhenti disitu.
Dia harus menahan sakit terguncang-guncang di atas truk lantaran kondisi jalan rusak parah dan melintasi hutan. Padahal, jarak rumah dengan Puskesmas Karanggayam 25 kilometer!
Benar saja. Di tengah perjalanan, pada Selasa pagi sekitar pukul 09.00 WIB, bayi dalam kandungan Bisem lahir. "Dalam perjalanan ke Puskesmas, istri saya melahirkan di atas truk. Tepat di depan SD N 2 Giritirto dukuh Kedunglo," kenang Turino ditemui, di rumahnya baru-baru ini.
Ya, bayi Bisem lahir di atas truk. Bisem hanya dibantu oleh ibu kandungnya serta dukun bayi yang mendampingi dalam perjalanan menuju Puskesmas. Kepanikan itu sirna menjadi kelegaan, saat bayi Bisem lahir dengan selamat. Bayi itu berjenis kelamin perempuan. Bobotnya 3 kg.
"Setelah bayi saya lahir, Bu Bidan datang menggunakan sepeda motor. Lalu dipotongnya tali pusar anak saya," ujar Turino kali ini dengan senyum menyungging di bibir.
Oleh pasangan suami istri muda tersebut, sang bayi diberi nama Adinda Sahra R. Usianya kini sudah tiga minggu lebih. Dia menjadi anggota baru pasangan suami istri yang berprofesi sebagai buruh tani tersebut. (saefur/cah)