![]() |
IMAM/EKSPRES |
Kepala Desa Giyanti, Kecamatan Rowokele, Mujiman, Kamis (8/6/2017), membenarkan adanya beras berkutu yang diterima warganya. Banyaknya kutu dalam beras bahkan sampai terlihat dari luar. Bahkan terdapat pula beberapa kutu yang keluar dari kantong.
"Adanya beras seperti itu lantas dilaporkan kepada kami," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan, dijumpai ada 124 kantong yang tidak layak konsumsi dan akan segera ditukar. "Dari jatah 615 kantong Rastra, ada 124 kantong beras akan ditukar," katanya.
Mujiman berharap, adanya kejadian tersebut tidak terulang kembali. Hal itu dapat dilaksanakan dengan melakukan pengecekan sebelum pendistribusian. Artinya sebelum didistribusikan terlebih dulu dilakukan pengecekan dengan seksama. “Dengan demikian maka masyarakat yang mendapatkan beras juga merasa senang,” ucapnya.
Mengingat, adanya beras yang tidak layak konsumsi, lanjut Mujiman, bukan kali pertama terjadi di Desa Giyanti. Hal serupa pernah terjadi beberapa waktu lalu. Kendati demikian hal itu tidak sampai mencuat ke ranah publik. “Waktu itu kami mengetahuinya, sehingga langsung kami sampaikan kepada pihak kecamatan. Dengan demikian masalah segera teratasi,” terangnya.
Namun pada kasus kali ini, yang mengetahui kondisi beras adalah masyarakat. Pemerintah desa justru mengetahui adanya beras banyak kutu dari masyarakat,” jelasnya. (mam)
"Adanya beras seperti itu lantas dilaporkan kepada kami," ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan, dijumpai ada 124 kantong yang tidak layak konsumsi dan akan segera ditukar. "Dari jatah 615 kantong Rastra, ada 124 kantong beras akan ditukar," katanya.
Mujiman berharap, adanya kejadian tersebut tidak terulang kembali. Hal itu dapat dilaksanakan dengan melakukan pengecekan sebelum pendistribusian. Artinya sebelum didistribusikan terlebih dulu dilakukan pengecekan dengan seksama. “Dengan demikian maka masyarakat yang mendapatkan beras juga merasa senang,” ucapnya.
Mengingat, adanya beras yang tidak layak konsumsi, lanjut Mujiman, bukan kali pertama terjadi di Desa Giyanti. Hal serupa pernah terjadi beberapa waktu lalu. Kendati demikian hal itu tidak sampai mencuat ke ranah publik. “Waktu itu kami mengetahuinya, sehingga langsung kami sampaikan kepada pihak kecamatan. Dengan demikian masalah segera teratasi,” terangnya.
Namun pada kasus kali ini, yang mengetahui kondisi beras adalah masyarakat. Pemerintah desa justru mengetahui adanya beras banyak kutu dari masyarakat,” jelasnya. (mam)
Berita Terbaru :
- Diterjang Banjir, Pondasi Jembatan Sipendok Ambrol
- 310 Peserta Ikuti Badminton Fest 2025
- Gaji Pas-pasan, PerguNU Wadul Bupati Kebumen
- Pol PP Kebumen Dapat Penghargaan dari Pemprov Jateng
- Bupati Kebumen Bantu Suami Istri Penderita Polio dan Celebral Palsy
- Agus Hasan : Koperasi Merah Putih Jangan hanya untuk Kepentingan Elit Desa
- Cegah Aksi Premanisme, Polres Sosialisasi Ormas