IMAM/ESKPRES |
Pasalnya sebelum ada bendungan tersebut, longsor di bagian Desa Kutosari yang berdekatan dengan Sungai Lukulo tidak terjadi.
Dari pantauan Ekspres, Rabu (26/7/2017), sekitar 200 meter ke arah Selatan dari Jembatan Tembana Sungai Lukulo terdapat bendungan melintang yang dibangun menggunakan bronjong. Pada ujung bagian Barat, bendungan berbatasan langsung dengan tanggul Sungai Lukulo. Namun tidak pada bagian ujung Timur, terdapat jarak sekitar 10 meter antara ujung bendungan dan tanggul sungai. Jarak tersebut terjadi karena bagian tanggul sungai mengalami longsor.
Amad Jafar (67) salah satu warga RT 1 RW 5 Dukuh Tembana Desa Kutosari Kecamatan Kebumen menyampaikan, tepi Sungai Lukulo memang kerap mengalami longsor. Namun khusus untuk Dukuh Tembana Desa Kutosari Kecamatan Kebumen longsor terjadi setelah adanya bendungan tersebut. “Sebelum ada bendungan daerah sini aman-aman saja,” terangnya.
Amad Jafar merupakan salah satu warga yang rumahnya hancur akibat bencana longsor tanggul Sungai Lukulo, beberapa waktu lalu. Pasca longsor rumah Amad Jafar masuk dalam zona bahaya. Untuk itu Pemerintah Kebumen pun melakukan relokasi, dengan memberi bantuan untuk mendirikan rumah. “Adanya bendungan telah membuat arus air mendesak ke bagian Timur. Akibatnya tanah di bagian timur tergerus dan longsor,” jelasnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Darmin (55) salah satu pemancing ikan di Sungai Lukulo. Menurutnya, awalnya bendungan dibangun melintang sepanjang lebar sungai. Namun bagian Timur bendungan tergerus air, hingga membuat tanggul longsor. “Jika diamati dari jembatan maka arus air berkelok menuju ke Timur.
Dengan demikian seharusnya pembuatan bendungan, diperkuat pada bagian Timur atau bendungan dibuat tidak lurus. Sehingga arus akan menerjang pada bagian tengah bendungan,” terangnya.
Terpisah Kasi Penataan dan Pengendalian Dampak Lingkungan Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman dan Lingkungan Hidup Siti Durotul Yatimah SP MM menyampaikan, adanya pandangan bahwa bendungan yang menjadi penyebab longsor tentunya memerlukan kajian secara mendalam, dan bukan berdasarkan kepada asumsi semata.
Dijelaskannya bendungan yang dibuat dengan bronjong tersebut dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) untuk mengamankan Jembatan Tembana. Hal itu pula yang dilaksanakan pada Jembatan Muktisari. “Dengan adanya bendungan maka arus air tidak terlalu kencang sehingga tidak membawa sedimen terlalu banyak,” jelasnya.
Terdapat banyak kelokan dan tikungan pada Sungai Lukulo. Selain itu penambangan pasir dan tanah juga terus dilakukan. Pengambilan secara berlebihan telah menjadi faktor utama kerusakan lingkungan. “Ke depan mungkin perlu direncanakan tentang solusi yang terbaik dalam menangani kerusakan Sungai Lukulo. Selain menggunakan teknik sipil konservasi menggunakan vegetatif ada baiknya dicoba,” ucapnya. (mam)