cahyo/ekspres |
Ngadiono (66), salah satu warga Kelurahan Bumirejo mengatakan, pihaknya sudah mendengar adanya rencana pembangunan pusat perbelanjaan yang bakal dinamai Trio Plaza itu. "Saya sih pasrah saja. Lagian saya bukan pemilik tanah ini," ujar Mbah Ngadiono ditemui, Rabu (13/9/2017).
Ngadiono tinggal di RT 1 RW 04 Dukuh Gunungmujil, lokasi dimana plaza itu bakal dibangun. Ngadiono pun mengakui tak punya hak di lahan yang bakal dibangun Plaza itu. Namun karena pekarangan itu dibiarkan kosong dalam beberapa tahun terakhir, dia bersama tiga warga lain menanaminya dengan sayuran dan buah-buahan. Seperti terung, cabe dan pohon pisang. Agar bisa ditanami, Ngadiono mengurug lahan itu dengan tanah kali.
Tanaman itu tumbuh di petak-petak tanah bekas bangunan rumah yang sudah dirobohkan oleh pemilik baru sebelum kemudian dijual kepada pengembang. Ngadiono pun sudah beberapa kali panen. "Setahu saya, tanah ini sudah tiga kali pindah tangan dan jadi tanah kosong 7 tahunan. Untuk kegiatan saya tanami, " kata Ngadiono.
Setahu Ngadiono, lahan kosong itu dulunya bekas rumah Handoyo, warga setempat. Namun, Handoyo sudah meninggal, sementara anak dan cucunya tinggal di luar kota. Akhirnya, tanah itu dijual. "Setahu saya dulu dijual ke orang. Lalu dijual lagi. Ada kabar lagi dijual dan katanya akan dibangun (plaza)," ujarnya.
Baca juga:
(Investor Hotel dan Mall Bumirejo Janjikan Rekrut Warga Sekitar)
Adanya tanaman itu membuat lahan tersebut terlihat terawat dari yang tadinya semak belukar bahkan menjadi sarang nyamuk. Bahkan, menurut Ngadiyo, lokasi itu dulunya sering dipakai sejumlah pemuda untuk mengkonsumsi minuman keras.
Sejumlah warga lain ditemui mengaku belum tahu persis detail pembangunan Trio Plaza oleh pengembang asal Semarang itu. Namun demikian, mereka berharap pembangunan plaza itu nantinya melibatkan warga sekitar.
Pada prinsipnya, menurut tokoh pemuda setempat, Suparman, warga setuju dengan pembangunan plaza. "Gak masalah, namun nasib perut kami juga dipikirkan," ujarnya.
Ungkapan senda diungkap, Tahrir (48)-Daryatun (39), pasangan suami istri asal Desa Jemur Kebumen yang sehari-hari membuka warung persis di tepi Jl HM Sarbini dan membelakangi tanah kosong itu. "Kami sih setuju saja, asalkan nasib kami juga dipikirkan," kata mereka.
"Adanya rencana membangun plaza itu memang hak pengembang dan pemerintah. Tapi kalau bisa, kami diajak rembugan agar sama-sama enak,"kata Jono, yang membuka tambal ban persis di samping Tahrir-Daryatun.
Sementara itu, dijumpai terpisah, Kepala Dinas Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Kebumen, Hery Setyanto membenarkan adanya pengajuan izin dari Trio Plaza,sebagai pihak pengembang. Dalam permohonan izin yang diajukan, hotel bintang tiga dan plaza (mal) akan dibangun dilahan seluas 4.480 meter persegi.
Namun demikian, proses perijinan tersebut masih dalam proses, dan membutuhkan waktu cukup lama. "Prosesnya masih panjang," katanya. (cah/mam)