AKBP Arief Bahtiar |
Sejumlah petugas bersenjata laras panjang dan rompi anti peluru mengawal pintu masuk Mapolres. Setiap tamu yang datang diperiksa bawaannya.
Tak hanya itu, tamu yang menggunakan sepeda motor juga wajib mematikan mesin dan menuntun kendaraannya di tempat parkir di lapangan Mapolres. “Pengamanan memang kita tingkatkan tapi tidak secara berlebihan,” ujar Kapolres Kebumen AKBP Arief Bahtiar kepada ekpres di ruang kerjanya, siang kemarin (21/6/2018).
Menurut dia, langkah ini bukan untuk menakut-nakuti masyarakat yang ingin mendapatkan layanan di Mapolres. Sebaliknya, justru untuk memberi rasa aman dan nyaman kepada warga.
Kapolres menegaskan jika penangkapan dua terduga teroris menjadi bukti nyata bahwa ancaman teror di Kebumen bukan isapan jempol. Untuk itu dia meminta seluruh elemen masyarakat, tokoh agama dan tokoh masyarakat bersatu padu menangkal paham radikalisme di Kebumen.
Peningkatan pengamanan juga dilakukan kepada seluruh anggota polisi yang tengah melaksanakan operasi ketupat Candi 2018. Misalnya tidak membolehkan personil melakukan patroli atau berada di posko sendiri.
Personil juga dilengkapi rompi anti peluru dan peralatan pengamanan lainnya. “Ini bukan karena kami panik tapi lebih untuk mengantisipasi gangguan yang mungkin terjadi,” tandasnya.
Pernyataan AKBP Arief memang tak berlebihan. Informasi yang dihimpun Ekspres menyebutkan jika para terduga teroris berencana menyerang Polsek Alian dan Mapolres Kebumen.
Bahkan mereka juga berencana membangun jaringan atau sel teroris di Kebumen. Bukan itu saja. Pegunungan di bagian utara Alian juga direncanakan sebagai kamp pelatihan sel teroris ini sebelum melakukan eksekusi penyerangan.
Ditanya soal itu, Kapolres tidak mengiyakan maupun memberikan bantahan. “Seperti yang saya bilang, itu bukan ranah saya untuk menjelaskan,” ucapnya sambil tersenyum.
Terpenting, tegasnya, selu-ruh elemen masyarakat harus ikut berperan aktif dalam pencegahan terorisme serta penyebaran paham radikal di tengah masyarakat sejak dini. Menurutnya, upaya nyata pencegahan tindakan teroris-me dan radikalisme tidak hanya dilakukan Polri dan TNI, tapi butuh peran masif dari tokoh semua organisasi keagamaan, termasuk para pendidik.
“Karena kita lihat ada kecenderungan kelompok radikal menyasar kelompok usia sekolah sebagai anggota,” tuturnya.
Disisi lain, pasca penangkapan terduga teroris, pihaknya langsung menggelar pertemuan dengan Ketua MUI Kebumen dan Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB).
Selain untuk mempererat tali silaturahmi, pertemuan itu juga mengajak seluruh tokoh agama agar terus menghim- bau umat agama masing- masing untuk menjaga toler- ansi dan kerukunan umat be- ragama agar Kabupaten Ke- bumen selalu kondusif.
Dari Jakarta, Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan jika para terduga teroris yang ditangkap di Jateng dan Jabar terkait dengan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dan Jamaah Ansharut Tauhid. “Ada kelompok JAD dan JAT pasti ada kaitannya dengan itu,” kata Irjen Setyo Wasisto, di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Kamis (21/6).
Keempat terduga teroris itu ditangkap karena berkaitan dengan jaringan sel-sel ISIS. Saat ini polisi masih melakukan pemeriksaan untuk mendalami keterangan keempat terduga teroris itu. (has).