fotosaefur/ekspres |
Agus (50), salah satu warga, mengungkap, sesaji di tugu lawet bukan hal baru bagi warga sekitar. Itu sudah berlangsung cukup lama. Lalu siapa yang menaruh sesaji?
Agus menyampaikan, sesaji itu dilakukan para pedagang pasar Tumenggungan. Bunga berikut uang itu biasanya ditaruh pada setiap Kamis malam Jumat. "Tujuannya sebagai penglaris, agar dagangan mereka laku," ujar tukang ojek yang biasa mangkal di seputaran Tugu Lawet tersebut, Senin malam (28/1/2019).
Soal kemudian keingingan pedagang agar laris atau tidak berkat ritual itu, Agus mengaku tidak tahu. Pastinya, dia yang kemudian mendapat berkah tersendiri dari ritual para pedagang pasar Tumenggungan. "Biasanya saya nemu uang di sekitar tugu lawet. Bisa sampai Rp 5 ribu," katanya sembari tertawa.
Sebelumnya, Kasi Pertamanan Dinas Perkim LH, Puguh Supriyanto. Puguh menggimbau, warga tidak menaruh sesaji di tugu lawet. Sebab, lanjut Puguh, sesaji ini mengganggu fungsi air mancur karena menyumbat pipa air.
Baca juga:
(Duh, Sesajen Ditemukan di Tugu Lawet, Bikin Air Mancur Macet)
Terlepas dari itu, adanya sesaji ditemukan di tugu lawet ini mengundang tanggapan beragam dari warga. Sebagian mengaku tak setuju dengan adanya pihak-pihak yang menaruh sesaji di tugu lawet. Apalagi, bila kemudian adanya sesaji tersebut mengganggu fungsi air mancur tugu lawet. "Harusnya tidak begitu. Lagipula untuk menaruh sajen (sesaji) di tugu lawet," kata Faiq salah satu warga ditemui tadi malam.
Lain halnya dengan Ruri, warga lain, mengaku bisa memahami alasan orang menaruh sesaji tersebut. Menurutnya, itu menjadi bagian dari kearifan lokal warga Kebumen yang masih menjunjung tinggi adat kejawen. "Biasanya, sesaji diberikan sebagai bentuk permintaan agar diberi keselamatan oleh Yang Maha Kuasa," katanya.
Selama ini, tugu lawet menjadi sebuah bangunan yang sangat ikonik dan telanjur melekat dengan Kota Kebumen. Hingga kemudian, pada tahun 2017 lalu, Pemkab merevitaliasi tugu yang berada di tengah kota tersebut.
Sebuah ornamen air mancur dibangun lengkap dengan pembatas dari baja. Selain itu, pada bagian atas tugu dicat ulang. Catatan koran ini, guna merevitalisasi tugu lawet, Pemkab Kebumen menganggarkan dana Rp 653 juta. (cah/saefur)