Menjadi seorang guru telah diimpikan Sugiyono SPd (51) Kepala Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Purworejo sejak kecil. Dalam panganannya, guru adalah seorang yang berwibawa dan berpengaruh di masyarakat.
"Itu yang saya lihat saat saya masih kecil. Dan memang dari kecil saya ingin sekali menjadi seorang guru," ujar Sugiyono kepada Purworejo Ekspres, beberapa waktu lalu.
Jenjang sekolah yang sebenarnya ingin digelutinya adalah guru sekolah dasar. Hanya saja dalam perjalanannya, cita-citanya berubah dan tidak ingin sekedar menjadi seorang guru SD.
"Selepas SMP saya langsung ke SPG. Dan disitulah cita-cita menjadi guru SD itu pupus. Saya memiliki guru yang tuna netra. Walaupun punya keterbatasan tapi tidak menghalanginya untuk memberikan pendidikan kepada murid-muridnya," tambah lelaki yang tinggal di Kelurahan Pangen Jurutengah, Kecamatan Purworejo ini.
Atas saran dari sang guru tuna netra itulah, Sugiyono diarahkan untuk menambah pendidikan luar biasasanya di Yogyakarta. "Saya mengikuti pendidikan tambahan selama dua tahun di Yogyakarta," katanya.
Di awal pengabdiannya, Sugiyono mengaku mendapat tugas di Provinsi Maluku. Namun hal itu dijalaninya dengan serius dan disanalah dirinya mendapatkan teman hidupnya hingga sekarang. "Baru tahun 1992 saya bisa kembali ke Purworejo hingga sekarang ini," pungkas Sugiyono. (baj)
"Itu yang saya lihat saat saya masih kecil. Dan memang dari kecil saya ingin sekali menjadi seorang guru," ujar Sugiyono kepada Purworejo Ekspres, beberapa waktu lalu.
Jenjang sekolah yang sebenarnya ingin digelutinya adalah guru sekolah dasar. Hanya saja dalam perjalanannya, cita-citanya berubah dan tidak ingin sekedar menjadi seorang guru SD.
"Selepas SMP saya langsung ke SPG. Dan disitulah cita-cita menjadi guru SD itu pupus. Saya memiliki guru yang tuna netra. Walaupun punya keterbatasan tapi tidak menghalanginya untuk memberikan pendidikan kepada murid-muridnya," tambah lelaki yang tinggal di Kelurahan Pangen Jurutengah, Kecamatan Purworejo ini.
Atas saran dari sang guru tuna netra itulah, Sugiyono diarahkan untuk menambah pendidikan luar biasasanya di Yogyakarta. "Saya mengikuti pendidikan tambahan selama dua tahun di Yogyakarta," katanya.
Di awal pengabdiannya, Sugiyono mengaku mendapat tugas di Provinsi Maluku. Namun hal itu dijalaninya dengan serius dan disanalah dirinya mendapatkan teman hidupnya hingga sekarang. "Baru tahun 1992 saya bisa kembali ke Purworejo hingga sekarang ini," pungkas Sugiyono. (baj)