Gunakan Karet dan Sedotan, Gunakan Metode Dolanan Bocah
Pelajaran matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan bagi sebagian kalangan. Untuk menepis semua anggapan itu, Yayasan Wahyu Pancasila mengenalkan cara belajar matematika dengan gembira dan menyenangkan melalui metode Apa2mon (dibaca apatumon).
---------------------------------
Sudarno Ahmad, Kebumen
---------------------------------
UNTUK mempelajari metode ini terbilang cukup mudah dan tidak membutuhkan peralatan khusus, tetapi menggunakan benda apapun seperti karet gelang, sedotan minum plastik, korek api, hingga potongan kayu. "Menggunakan metode permainan keseharian anak-anak (dolanan bocah) berusaha menerapi psikologis siswa. Yang sebagian besar menganggap matematika sebagai sebuah momok menakutkan menjadi suatu hal yang menyenangkan, mengasyikan dan akhirnya menggiring siswa untuk mampu mengaplikasi dalam berbagai aspek (bukan pola hafalan)," terang pendiri Yayasan Wahyu Pancasila, yang juga tutor Apa2mon, Ravie Ananda, Selasa (19/5).
Ravie menjelaskan, metode Apa2mon yang di temukan oleh Yulius Yuwana merupakan metode resmi pembelajaran matematika dan sains alam dari Yayasan Wahyu Pancasila. "Metode ini terlahir dari pemahaman bahwa matematika dan sains adalah ilmu kasunyatan perihal jagad raya ini, maka cara penyampaian belajarnya seharusnya juga sangat sederhana," ujarnya.
Yayasan Wahyu Pancasila mulai gencar mengenalkan metode baru ini.Seperti yang terbaru pengenalan metode Apatumon melalui kegiatan outbond Apa2mon di SD Negeri Karangkemiri, Kecamatan Karanganyar. Ratusan pelajar mulai dari kelas 2, 3, 4, 5 dan 6 antusias mengikuti pelatihan tersebut. Mereka diajari cara menghitung cepat menggunakan gelang karet, yang disebutnya 'gelang sakti'.
Pantauan koran ini, Yulius Yuwana (penemu motode Apa2mon) dan Ravie Ananda memperagakan cara menggunakan gelang sakti untuk mempermudah perkalian matematika alam. Sejumlah siswa antusias bermain dan berhitung perkalian matematika menggunakan gelang sakti tersebut.
Para siswa diuji ketelitiannya dalam menghitung jumlah angka yang terdapat pada lembar permainan secara acak. Selanjutnya siswa diajari membuat gelang-gelang sakti dari karet gelang dan potongan sedotan plastik air minum. Setelah gelang selesai dibuat kemudian para siswa memakainya dan dengan alat tersebut mereka diajari menggunakannya sebagai alat bantu hitung perkalian bilangan 10, 20, 30 dan seterusnya.
"Disinilah kami akan mengajak anak-anak belajar matematika, sains dengan metode dolanan bocah, yang diarahkan, dengan situasi kasunyatan yang ada di jagad raya ini," tegasnya.
Ravie menambahkan, pelatihan metode tersebut diberikan cuma-cuma kepada para siswa. Ia bertekad untuk terus mengenalkannya, khususnya para pelajar di Kebumen. 'Karena yayasan kami adalah yayasan sosial, maka kami tidak memungut biaya sepeserpun. Untuk membiayai kegiatan ini, kami menggunakan dana hasil dari penjualan batu-batu mulia asli Kebumen," tandasnya.(ori)
Sudarno Ahmad/Ekspres |
Pelajaran matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang menakutkan bagi sebagian kalangan. Untuk menepis semua anggapan itu, Yayasan Wahyu Pancasila mengenalkan cara belajar matematika dengan gembira dan menyenangkan melalui metode Apa2mon (dibaca apatumon).
---------------------------------
Sudarno Ahmad, Kebumen
---------------------------------
UNTUK mempelajari metode ini terbilang cukup mudah dan tidak membutuhkan peralatan khusus, tetapi menggunakan benda apapun seperti karet gelang, sedotan minum plastik, korek api, hingga potongan kayu. "Menggunakan metode permainan keseharian anak-anak (dolanan bocah) berusaha menerapi psikologis siswa. Yang sebagian besar menganggap matematika sebagai sebuah momok menakutkan menjadi suatu hal yang menyenangkan, mengasyikan dan akhirnya menggiring siswa untuk mampu mengaplikasi dalam berbagai aspek (bukan pola hafalan)," terang pendiri Yayasan Wahyu Pancasila, yang juga tutor Apa2mon, Ravie Ananda, Selasa (19/5).
Ravie menjelaskan, metode Apa2mon yang di temukan oleh Yulius Yuwana merupakan metode resmi pembelajaran matematika dan sains alam dari Yayasan Wahyu Pancasila. "Metode ini terlahir dari pemahaman bahwa matematika dan sains adalah ilmu kasunyatan perihal jagad raya ini, maka cara penyampaian belajarnya seharusnya juga sangat sederhana," ujarnya.
Yayasan Wahyu Pancasila mulai gencar mengenalkan metode baru ini.Seperti yang terbaru pengenalan metode Apatumon melalui kegiatan outbond Apa2mon di SD Negeri Karangkemiri, Kecamatan Karanganyar. Ratusan pelajar mulai dari kelas 2, 3, 4, 5 dan 6 antusias mengikuti pelatihan tersebut. Mereka diajari cara menghitung cepat menggunakan gelang karet, yang disebutnya 'gelang sakti'.
Pantauan koran ini, Yulius Yuwana (penemu motode Apa2mon) dan Ravie Ananda memperagakan cara menggunakan gelang sakti untuk mempermudah perkalian matematika alam. Sejumlah siswa antusias bermain dan berhitung perkalian matematika menggunakan gelang sakti tersebut.
Para siswa diuji ketelitiannya dalam menghitung jumlah angka yang terdapat pada lembar permainan secara acak. Selanjutnya siswa diajari membuat gelang-gelang sakti dari karet gelang dan potongan sedotan plastik air minum. Setelah gelang selesai dibuat kemudian para siswa memakainya dan dengan alat tersebut mereka diajari menggunakannya sebagai alat bantu hitung perkalian bilangan 10, 20, 30 dan seterusnya.
"Disinilah kami akan mengajak anak-anak belajar matematika, sains dengan metode dolanan bocah, yang diarahkan, dengan situasi kasunyatan yang ada di jagad raya ini," tegasnya.
Ravie menambahkan, pelatihan metode tersebut diberikan cuma-cuma kepada para siswa. Ia bertekad untuk terus mengenalkannya, khususnya para pelajar di Kebumen. 'Karena yayasan kami adalah yayasan sosial, maka kami tidak memungut biaya sepeserpun. Untuk membiayai kegiatan ini, kami menggunakan dana hasil dari penjualan batu-batu mulia asli Kebumen," tandasnya.(ori)