Kebumen - Apriyanti ditemani ibu Sutilah (50) mendatangi Pengadilan Negeri (PN) Kebumen. Turut mendampingi mereka, Saminto (44) paman serta bibinya Masipah (40). Pagi itu, tiga orang warga RT 02 RW 03 Desa Ayamputih Kecamatan Buluspesantren itu akan mendampingi Apriyanti menjalani sidang perdana permohonan untuk menjadi laki-laki. Ya, Apriyanti yang lahir pada 14 April 24 tahun lalu itu terlahir sebagai perempuan.
Menurut Masipah, bibi yang merawatnya sejak kecil, Apriyanti terlahir seperti layaknya anak perempuan. "(maaf) Alat kelaminnya juga seperti perempuan. Hanya memang ada "benjolan" (tonjolan) dibagian bawah kelaminnya," kata Masipah.
Awalnya, Masipah mengaku tak ada aneh dengan kondisi Apriyanti. Perlakuan bagi Apriyanti pun seperti anak perempuan. Di akta kelahiran dan dokumen lainnya, Apriyanti tertera berjenis kelamin perempuan. Begitupun di ijazah baik saat menempuh pendidikan dasar di SD N Ayamputih 2 hingga lulus Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) atau sekarang SMK Bina Nusantara Kebumenpada tahun 2010. Namun diam-diam, Apriyanti ternyata mulai menyadari bahwa dirinya bukanlah perempuan.
Apalagi, sejumlah perubahan terjadi pada fisiknya ketika memasuki masa puber. Buah dadanya tidak tumbuh layaknya perempuan. Begitupun suaranya adalah suara laki-laki. Selain itu, tumbuh kumis dan janggut. Dan, alat vitalnya pelahan tumbuh!
Puncak kegalauan Apriyani terjadi setelah tamat SMK tahun 2010. Merasa sebagai laki-laki, Apriyani akhirnya menyampaikan ke keluarga apa yang dialami dan dirasakan selama bertahun-tahun. Apalagi, perubahan pada tubuhnya itu membuat Apriyanti mulai diolok-olok teman-temannya. "Hal itu lantas membuat Apriyanti ngambek. Gak mau keluar kamar. Akhirnya saya bawa ke Puskesmas dan dianjurkan untuk dibawa ke RSUD (Kebumen). Di RSUD, Apriyanti dirujuk ke RSUP Dr Sardjito Jogjakarta," jelasnya.
Apriyanti menjalani operasi pada organ kelamin laki-lakinya sehingga bisa berfungsi normal. Operasi dilakukan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada bulan April 2014. "Saya merasa sebagai laki-laki, bukan perempuan. Ketika saya sampaikan ke keluarga, semua mengerti dan akhirnya menjalani operasi. Saya ingin menjadi laki-laki dengan nama Apriyandika," ujar Apriyanti.
Apriyanti kembali menegaskan, dia memang laki-laki. Penampilan anak pertama dari tiga bersaudara itu pun tak ada bedanya dengan remaja pria saat ini. Dengan tinggi sekitar 154 cm dan berkulit sawo matang, Apriyanti memotong rambutnya dengan model cepak. Dia juga mengenakan kaos dan jaket serta tak lupa tas punggung seperti ABG jaman sekarang."Saya juga tidak tertarik dengan laki-laki. Saya tertarik dengan perempuan," katanya yang mengaku belum pernah memiliki pacar tersebut.
Sementara itu, Dr Suryono Yudapatria PhD saat dimintai pendaapt pada persidangan perdana permohonan Apriyanti di PN Kebumen mengatakan, kasus yang terjadi pada Apriyanti memang tidak biasa. Dari hasil pemeriksaan tim Medis RSUP Sardjito Jogjakarta, kromosom xy (kromosom laki-laki) Apriyanti adalah sebesar 73 persen. Selebihnya, yakni 27 persen merupakan kromosom x. "Tidak ada kromosom xx (kromosom untuk perempuan), " kata Ahli genetika yang juga dokter di RSUP Dr Sardjito itu kepada Hakim Marolop Simamora SH MH yang memimpin persidangan kemarin.
Itu artinya, kata Suryono, Apriyanti lebih condong ke laki-laki. Pada laki-laki normal, jumlah kromosom xy adalah 100 %. Namun adanya fakta bahwa ada kromosom xx pada diri Apriyanti adalah kejadian langka," kata dokter yang menangani operasi kelamin Apriyanti pada April 2014 lalu.
Persidangan sendiri akan dilanjutkan pekan depan. Humas Pengadilan Negeri Kebumen, Afit Rufiadi SH mengatakan, persidangan akan menghadirkan saksi ahli lainnya, Ahmad Sulfan yang merupakan ahli urologi.
Apriyanti sendiri berharap permohonannya dapat dikabulkan hakim. Sebab, belum jelasnya jenis kelaminnya itu membuatnya belum dapat mencari pekerjaan. "saya ingin permohonan saya segera dapat dikabulkan. Saya ingin segera mencari kerja," ujar Apriyanti sebelum pulang. Saat itu, Apriyanti membonceng ibunya, Sutilah. Sementara Masipah dibonceng suaminya menggunakan sepeda motor lain.(*)
Menurut Masipah, bibi yang merawatnya sejak kecil, Apriyanti terlahir seperti layaknya anak perempuan. "(maaf) Alat kelaminnya juga seperti perempuan. Hanya memang ada "benjolan" (tonjolan) dibagian bawah kelaminnya," kata Masipah.
Awalnya, Masipah mengaku tak ada aneh dengan kondisi Apriyanti. Perlakuan bagi Apriyanti pun seperti anak perempuan. Di akta kelahiran dan dokumen lainnya, Apriyanti tertera berjenis kelamin perempuan. Begitupun di ijazah baik saat menempuh pendidikan dasar di SD N Ayamputih 2 hingga lulus Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) atau sekarang SMK Bina Nusantara Kebumenpada tahun 2010. Namun diam-diam, Apriyanti ternyata mulai menyadari bahwa dirinya bukanlah perempuan.
Apalagi, sejumlah perubahan terjadi pada fisiknya ketika memasuki masa puber. Buah dadanya tidak tumbuh layaknya perempuan. Begitupun suaranya adalah suara laki-laki. Selain itu, tumbuh kumis dan janggut. Dan, alat vitalnya pelahan tumbuh!
Puncak kegalauan Apriyani terjadi setelah tamat SMK tahun 2010. Merasa sebagai laki-laki, Apriyani akhirnya menyampaikan ke keluarga apa yang dialami dan dirasakan selama bertahun-tahun. Apalagi, perubahan pada tubuhnya itu membuat Apriyanti mulai diolok-olok teman-temannya. "Hal itu lantas membuat Apriyanti ngambek. Gak mau keluar kamar. Akhirnya saya bawa ke Puskesmas dan dianjurkan untuk dibawa ke RSUD (Kebumen). Di RSUD, Apriyanti dirujuk ke RSUP Dr Sardjito Jogjakarta," jelasnya.
Apriyanti menjalani operasi pada organ kelamin laki-lakinya sehingga bisa berfungsi normal. Operasi dilakukan RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada bulan April 2014. "Saya merasa sebagai laki-laki, bukan perempuan. Ketika saya sampaikan ke keluarga, semua mengerti dan akhirnya menjalani operasi. Saya ingin menjadi laki-laki dengan nama Apriyandika," ujar Apriyanti.
Apriyanti kembali menegaskan, dia memang laki-laki. Penampilan anak pertama dari tiga bersaudara itu pun tak ada bedanya dengan remaja pria saat ini. Dengan tinggi sekitar 154 cm dan berkulit sawo matang, Apriyanti memotong rambutnya dengan model cepak. Dia juga mengenakan kaos dan jaket serta tak lupa tas punggung seperti ABG jaman sekarang."Saya juga tidak tertarik dengan laki-laki. Saya tertarik dengan perempuan," katanya yang mengaku belum pernah memiliki pacar tersebut.
Sementara itu, Dr Suryono Yudapatria PhD saat dimintai pendaapt pada persidangan perdana permohonan Apriyanti di PN Kebumen mengatakan, kasus yang terjadi pada Apriyanti memang tidak biasa. Dari hasil pemeriksaan tim Medis RSUP Sardjito Jogjakarta, kromosom xy (kromosom laki-laki) Apriyanti adalah sebesar 73 persen. Selebihnya, yakni 27 persen merupakan kromosom x. "Tidak ada kromosom xx (kromosom untuk perempuan), " kata Ahli genetika yang juga dokter di RSUP Dr Sardjito itu kepada Hakim Marolop Simamora SH MH yang memimpin persidangan kemarin.
Itu artinya, kata Suryono, Apriyanti lebih condong ke laki-laki. Pada laki-laki normal, jumlah kromosom xy adalah 100 %. Namun adanya fakta bahwa ada kromosom xx pada diri Apriyanti adalah kejadian langka," kata dokter yang menangani operasi kelamin Apriyanti pada April 2014 lalu.
Persidangan sendiri akan dilanjutkan pekan depan. Humas Pengadilan Negeri Kebumen, Afit Rufiadi SH mengatakan, persidangan akan menghadirkan saksi ahli lainnya, Ahmad Sulfan yang merupakan ahli urologi.
Apriyanti sendiri berharap permohonannya dapat dikabulkan hakim. Sebab, belum jelasnya jenis kelaminnya itu membuatnya belum dapat mencari pekerjaan. "saya ingin permohonan saya segera dapat dikabulkan. Saya ingin segera mencari kerja," ujar Apriyanti sebelum pulang. Saat itu, Apriyanti membonceng ibunya, Sutilah. Sementara Masipah dibonceng suaminya menggunakan sepeda motor lain.(*)