IMAM/ESKPRES |
Ketua rebana Uswatun Khasanah Sri Muryati SE (70) mengatakan, penampilan di alun-alun tersebut dalam rangka Pekan Olahraga dan Seni Ma’arif (Porsema) Jawa Tengah tahun 2015. "Pada penampilan di alun-alun kita dalam kapasitas mewakili Dinas Kebudayaan & Pariwisata (Disparbud) Kebumen untuk mengisi hiburan," ujarnya.
Sri Muryati mengatakan grup rebana yang dipimpinnya itu tak sekedar menghibur. Mereka juga memiliki visi untuk pengabdian ilmu seni untuk masyarakat. Pasalnya keberadaan kelompok Rebana Uswatun Kahasanah dengan anggota 20 orang bertujuan, sebagai media syiar dakwah ditengah-tengah menjamurnya musik musik modern.
Nama Uswatun Khasanah sendiri memiliki arti contoh yang baik. Dengan demikian diharapkan para kelompok rebana ini mampu untuk menjadi contoh dan memberi suri tauladan kepada masyarakat. Dijelaskannya saat ini para generasi muda jarang sekali yang tertarik dengan musik rebana. Mereka lebih mengidolakan musik-musik era masa kini yang dianggapa lebih modern. “Kalau bukan kita yang mau menguri-uri budanya terus siapa lagi?,” katanya kepada Ekspres, Minggu (31/5/2015).
Dijelaskannya, dengan adanya group rebana maka para yang biasanya hanya manjadi ibu rumah tangga (b
ekerja dirumah, mendidik dan merawat anaknya), akan dibina untuk bisa memainkan rebana. Hal ini ini tentunya positif pasalnya dengan adanya rebana mereka dapat menyalurkan minat dan bakatnya dibidang seni musik. Selain itu dengan rebana mereka juga bisa mengamalkan nilai-nilai religi secara aplikatif “Kita selalu melaksanakan pelatihan tiap minggu sekali,” jelasnya.
Muryati menambahkan, walalupun anggota rebana Uswatun Khasanah sudah dibilang tidak muda lagi, tapi mereka selalu aktif menghidupi musik rebana. Tujuannya agar musik rebana dapat terus bertahan meskipun di era modern seperti saat ini. Dijelaskannya saat ini group rebana Uswatun Khasanah tersebut juga sudah melatih generasi muda. Yang diberi nama Uswatun Khasanak 2. “Kedepan kita juga akan mengemas rebana dengan tampilan yang lebih modern, tentunya tampa harus meninggalkan substansi nilai-nilai dakwah,” jelasnya (mam)