ISTIMEWA |
PURWOREJO (Purworejo Ekspres)-Perasaan lega menyelimuti Tuyem (48) setelah Pengadilan Negeri (PN) Purworejo mengabulkan permohonan perubahan status laki-laki bagi anak ketiganya, Nur Rizki (17). Permohonan perempuan warga RT 2 RW 3 Desa Rejosari Kecamatan Grabag itu dikabulkan dalam persidangan, Rabu (10/6/2015).
Tuyem kepada wartawan mengaku lega dan bersyukur, jika hakim telah mengabulkan permohonannya. Ketukan palu itu membuka lembaran baru bagi kehidupan keluarga, terutama M Nur Rizki yang kini sudah menyandang status sebagai laki-laki. "Sebelumnya anak saya statusnya secara administrasi adalah perempuan, sejak kecil hingga sekolah SMP juga pakai baju perempuan," ucap Tuyem.
Dikatakan, Tuyem merasa harus memperjuangan perubahan status itu setelah melihat perkembangan tubuh dan psikologi M Nur Rizki. Lelaki yang sejak kecil diberi nama Surahmi Nur Khotimah itu tidak tumbuh seperti perempuan pada umumnya.
Tidak ada tanda-tanda khas seperti tumbuhnya payudara dan menstruasi. Selain itu, suara Nur Rizki juga semakin berat khas laki-laki, menyukai perempuan dan memiliki alat reproduksi pria. "Apalagi dalam pemeriksaan kesehatan saat SMP, ketahuan ada dugaan laki-laki. Nur dirujuk ke rumah sakit di Semarang dan menjalani tes kromosom, hasilnya memang laki-laki," ungkapnya.
Permohonan kepada majelis hakim itu dikuatkan dengan keterangan sejumlah saksi ahli baik dari bidang kedokteran serta tokoh ulama. "Kami tidak mengganti jenis kelamin, namun hanya meluruskan saja, sebab dari keterangan dokter, sebetulnya Nur adalah laki-laki. Hanya saja memang ada banyak faktor sehingga saya sejak kecil menjadikan Nur perempuan," terangnya.
Diceritakan, Nur Rizki dilahirkan 17 tahun lalu oleh dukun beranak di desanya. Namun tidak ada yang bisa memastikan jenis kelamin sebagai laki-laki karena alat reproduksi tumbuh sempurna. "Ketika itu ada yang yakin kalau Rizki perempuan, jadi kami anggap perempuan," ujarnya.
M Nur Rizki mengaku, perasaan tidak nyaman sebagai perempuan muncul ketika kelas dua SMP. Namun ia tetap menyandang nama dan berpakaian perempuan hingga lulus SMP. "Saya merasa aneh, rasanya tidak nyaman. Apalagi perkembangan tubuh seperti layaknya remaja laki-laki," katanya.
Nur juga mengaku, sempat mengenyam pendidikan di SMK juga sebagai perempuan. Namun ia putus sekolah sejak kelas 1 SMK karena merasa minder dan harus mengurus berbagai berkas untuk keperluan sidang mengubah jenis kelamin. "Tapi sekarang sudah tenang dan niatnya akan kembali sekolah SMK, tapi sudah sepenuhnya sebagai laki-laki," paparnya.
Sementara, Kaur Kesra Desa Rejosari Suleman mengemukakan, perjuangan keluarga Tuyem agar Nur Rizki menjadi lelaki sempurna belum selesai. Nur harus menjalani operasi penyempurnaan alat reproduksi di RS Kariadi Semarang. Namun belum diketahui jadwal pasti tindakan medis itu. (wid)