• Berita Terkini

    Senin, 29 Juni 2015

    Hebat, Sudah 20 Tahun Purwanto Bangunkan Warga untuk Sahur dengan

    Hebat, Sudah 20 Tahun Purwanto Bangunkan Warga untuk Sahur dengan
    AGUNG/EKSPRES
    PURWOREJO (Purworejo Ekspres)-Membangunkan orang untuk melaksanakan sahur menjadi rutinitas Purwanto (59) warga Dusun Krajan Wetan, Desa Kemanukan, Bagelen.
    Berbekal kentongan dari bambu petung, lelaki tiga orang anak ini bisa dipastikan akan mengelilingi satu pedukuhan mulai sekitar pukul 02.00 WIB.

    Walaupun hanya dilakoni seorang diri, namun tidak ada perasaan bosan atau malas untuk terus mengingatkan orang untuk bersegera melakukan sahur.  "Saya sudah melakukan ini sejak tahun 2003 lalu. Kebiasaan ini sudah saya bawa sejak tinggal di Perumahan Pepabri (Borokulon, Banyuurip-red) sejak tahun 1995. Jadi ya sudah biasa dan tidak ada beban," kata lelaki yang akrab di panggil Papi ini kepada Purworejo Ekspres, Minggu (28/6) dini hari.

    Tidak ada maksud lain selain beribadah, menurut Papi, dirinya akan secara otomatis bangun sekitar pukul 02.00 wib. Jam tersebut tidak
    akan berubah walaupun dirinya berangkat tidur terlambat. "Saya biasa tidur sekitar pukul 11.00 bahkan lebih, tapi saya juga tidak tahu setiap jam 02.00 itu pasti bangun," tambahnya.

    Berbekal jaket dan celana pendek serta balutan sarung di lehernya, papi akan mengelilingi kampung sepanjang 1,5 kilometer. Dengan suara tinggi rendah dari kentongan, dirinya mengaku senang dengan apa yang diperbuatnya. "Biasanya orang akan segera menghidupkan lampu rumahnya begitu mendengar bunyi kentongan, pertanya yang punya rumah sudah bangun untuk segera menyiapkan sahur," katanya.

    Soal alat yang digunakan untuk menemaninya berkeliling kampung, Papi mengaku bahwa ketongannya hanya bisa dipergunakan dua ramadhan saja.
    Jika dipaksakan hingga tahun ketiga, biasanya ketongan sudah rapuh dan akan segera rusak.

    "Ketongan yang dipakai sekarang ini dibuat puasa tahun lalu. Ini saja sudah saya lakban biar tidak pecah," katanya sambil menunjukkan perekat yang ditempatkan di bagian atas ketongan.

    Diajukan pertanyaan, adanya hal-hal ganjil yang bisa saja menemuinya saat melaksanakan 'tugas', Papi mengaku sama sekali belum pernah
    berjumpa dengan hal seperti itu.  "Saya yakin kalau dalam bulan puasa ini tidak ada hantu, kan tahu sendiri di bulan seperti ini setan-setan dibelenggu dan tidak bisa
    mengganggu manusia," tambahnya.

    Papi mengaku tidak tahu sampai kapan akan melakukan kerja sosial dalam bulan-bulan puasa itu. "Saya tetap berusaha untuk keluar kalau puasa.
    Kalau sampai kapan saya juga tidak tahu wong hujan saja kalau tidak terlalu deras saya juga tetap nekat berangkat," katanya.

    April (39) salah seorang warga mengaku sangat terbantu dengan adanya kegiatan sosial yang dilakukan Purwanto. Diakuinya, kotekan itu telah
    membantunya menyelamatkan dari keterlambatan mempersiapkan sahur. "Istri biasanya akan langsung terbangun kalau mendengar suara kentongan. Malahan kotekan itu mengalahkan alarm yang sering disiapkan dari handphone," ujar April. (baj)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top