• Berita Terkini

    Kamis, 11 Juni 2015

    "Lik Dar" Daryadi, Anggota Polri yang 1000 % Mantap Nyalon Bupati

    "Lik Dar" Daryadi, Anggota Polri yang 1000 %  Mantap Nyalon Bupati
    CAHYO/EKSPRES
    Empat Tahun "Gerilya", Ingin Gali Potensi Kebumen

    DIBANDING kandidat lain nama Daryadi SH MH terhitung "pendatang baru" dalam  bursa calon bupati dan wakil bupati Kebumen pada Pilbup Kebumen Desember mendatang. Namun, itu tak mengurangi optimismenya bersaing dengan para kompetitornya. Bahkan, kandidat berlatar belakang anggota Polri yang akrab disapa "Lik Dar" itu mengaku sudah siap 1000 % untuk menjadi orang nomor 1 di Kebumen.
    -------------------------------
    CAHYO K, Kebumen
    -------------------------------
    NAMA Daryadi kini tengah menjadi perbincangan masyarakat Kebumen. Selain karena  relatif baru "terendus media" dalam beberapa minggu terakhir, sedikit kontroversi mengiringi pencalonannya sebagai bakal calon (balon) bupati pada Pilbup Kebumen Desember mendatang.

    Itu setelah gambar baliho bergambar dirinya membuat "gerah" DPP Partai Gerindra. DPP beralasan, baliho bergambar Daryadi dengan kata-kata calon bupati lengkap dengan logo partai Gerindra, dianggap menabrak aturan partai pada proses dan tahapan seleksi calon yang bakal diusung. Mengingat, sampai saat ini, DPP Gerindra mengerucut pada salah satu kandidat. Sejumlah nama yang mendaftar melalui Partai Gerindra itu tngah digodok di tingkat DPP.

    Tudingan lebih jauh disampaikan tenaga ahli partai Gerindra Yarianto SSOs yang menyatakan, Daryadi tidak termasuk salah satu nama bakal calon bupati wakil bupati Kebumen yang diseleksi partai Gerindra.

    Menanggapi hal itu, tak ada raut wajah kesal atau kalimat-kalimat kecewa dari pria kelahiran 15 Februari 1963 lulusan S2 Hukum UNSA Surakarta itu. Senyum pun tak pernah lepas dari wajahnya saat memberikan penjelasan soal adanya keberatan dari DPP Gerindra. "Saya berani memasang baliho (pencalonan bupati Kebumen) tentunya karena sudah sepengetahuan dan sudah seijin Partai Gerindra dalam hal ini DPD (partai Gerindra Jawa Tengah). Tapi kalau ada pihak-pihak yang keberatan,  ya gak apa-apa dan bukan masalah," kata Daryadi saat memberikan penjelasan soal itu kepada Kebumen Ekspres, Selasa (9/6).

    Dijelaskan pula, ia merasa perlu meluruskan tudingan bahwa ia tidak mengikuti proses penjaringan balon bupati-wakil bupati dari Partai Gerindra. Sedari awal, kata Daryadi, seluruh mekanisme partai sudah ia ikuti. Baik pendaftaran melalui tingkat DPC hingga DPD sudah ia lalui. Termasuk proses uji kelayakan dan kepantasan (fit and proper tes) sudah ia jalani di tingkat DPD Jawa Tengah. "Bahwa kemudian di tingkat DPP dikatakan saya belum terdaftar, itu soal lain. Saya tidak tahu menahu apa yang terjadi di DPP," ujar suami Dra Nurhayati Chomsiyah (47) serta ayah dari tiga anak yang saat ini tinggal di Jalan Tentara Pelajar Nomor 7 RT 1/ RW 2, Desa Kawedusan, Kecamatan/ Kabupaten Kebumen tersebut.

    Daryadi menyadari, persoalan itu menjadi salah satu konsekuensi keputusannya maju sebagai calon bupati. Setiap masalah yang timbul, harus dihadapi dengan kepala dingin. Seorang pemimpin pun tidak boleh alergi terhadap kritik. Seluruh masukan dan kritikan membuatnya menjadi lebih baik di masa-masa yang akan datang. Karena sedari awal tak ingin menyinggung pihak manapun, pihaknya telah mengambil langkah cepat dengan memperbaikinya dan menurunkan baliho yang masih bertuliskan cabup atas inisiatifnya sendiri. "Bisa dicek, hari ini sudah tidak ada lagi baliho saya yang bertuliskan cabup dan berlogo Partai Gerindra," tegas Daryadi.

    Tokoh yang masih aktif menjabat di jajaran Polres Kebumen itu memang terlihat lebih dari siap untuk maju sebagai salah satu calon bupati di Kebumen. Bahkan, tanpa banyak yang tahu, dia sudah memulai upayanya mencalonkan diri sebagai cabup sudah dilakukan empat tahun terakhir. Jadi, tidak benar kalau ada yang mengatakan niatnya itu berkesan mendadak apalagi latah. "Bahkan pimpinan (Kapolres Kebumen, AKBP Faizal SIK MH, red) tidak tahu kalau saya sudah melalui tahap penjaringan bupati dari Partai Gerindra. Beliau baru tahu bila kalau saya mencalonkan diri jadi bupati setelah mengajukan pensiun dini dari," ujarnya sembari tertawa lebar.

    Tampaknya Kapolres bukan satu-satunya pihak yang tidak tahu kiprah Daryadi soal keputusan nyabup. Sembari menjalankan tugasnya sebagai satuan intelkam Polres Kebumen, Daryadi terus menjalin komunikasi dengan seluruh elemen masyarakat di Kebumen. Dari masyarakat biasa, tokoh, ulama sudah merestuinya. "Saya orang lapangan. Sudah 29 tahun di Kebumen dan tak ada sudut Kebumen yang saya tidak tahu," candanya.

    Kiprahnya selama mengabdi selama 29 tahun sebagai anggota Polri membuat dukungan mengalir dari segala penjuru. Menurutnya, ada ribuan relawan yang sudah menyatakan siap mendukung. Termasuk di dalamnya organisasi kemasyarakatan dari Karang Taruna, tokoh masyarakat, ulama, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan masih banyak lagi. Kini, Daryadi malah lebih sering dipanggil "Lik Dar" oleh masyarakat, simpatisan dan pendukungnya. Lik Dar sendiri, katanya berasal dari kata Lilik (paklik atau paman dalam bahasa jawa). "Mereka mendukung tanpa saya meminta," ungkapnya.

    Dukungan masyarakat dan restu keluarga akhirnya membuatnya mantap untuk nyalon. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada kandidat lain, Daryadi mengatakan siap bersaing. "Saya sangat siap bahkan lebih dari kata siap. Termasuk soal dana," tegasnya.

    Kemunculan anggota Polri terjun ke dunia politik termasuk hal yang sudah lama tak dijumpai di Kebumen. Menurut Daryadi, anggota Polres Kebumen memang pernah ada yang mencalonkan diri menjadi calon bupati namun itu terjadi pada tahun 70an atau 45 tahun lalu. Lantas apa yang membuat Daryadi memiliki keinginan kuat nyabup? "Saya tergugah untuk membangun Kebumen. Kebumen sangat kaya akan potensi. Namun, belum seluruh potensi itu dikelola dengan baik. Jadi, bila kelak saya mendapat amanah untuk memimpin Kebumen, saya berjanji untuk menggali potensi itu untuk kemakmuran masyarakat Kebumen," katanya.

    Dia juga bertekad menyetop segala bentuk pungutan liar (pungli) korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) terorisme, narkoba. "mari kita melakukan bersama-sama untuk mengamankan aset negara dan daerah dan bukan malah menjualnya kepada pihak luar. Mari kita bersama-sama menata desa agar Kebumen kita lebih sejahtera," ajak kandidat yang memiliki slogan Sekali Melangkah harus menang itu. (*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top