• Berita Terkini

    Rabu, 24 Juni 2015

    Para Santri ini Pilih Ngabuburit Bareng Ular Phyton!

    Para Santri ini Pilih Ngabuburit Bareng Ular Phyton!
    SUDARNO AHMAD/EKSPRES
    KEBUMEN (Kebumen Ekspres)-Ada-ada saja cara dilakukan untuk menunggu waktu berbuka puasa. Seperti yang dilakukan oleh TPQ Pondok Pesantren Raden Paku di Desa Gunungsari, Kecamatan Pejagoan. Di tempat ini, para santri dibebaskan bercengkerama dengan ular phyton setiap menjelang waktu berbuka puasa. Tak tanggung-tanggung phyton yang dikeluarkan berukuran besar, milik pengasuh ponpes tersebut.

    Puluhan anak-anak bersama warga sekitar setiap sore tak canggung memegang, memeluk, hingga menciumi binatang melata itu. Bahkan, banyak balita yang juga dibebaskan oleh orangtua mereka berdekatan dengan ular-ular raksasa tersebut. Karena saking terbiasanya, tak ada ekspresi ketakutan di wajah mereka.

    Menurut salah satu ustad Amin Winardi, kegiatan tersebut sebagai upaya menyayangi terhadap sesama mahluk. Pasalnya, di ponpes tersebut, selain diajari mengaji pada umumnya para santri juga diwajibkan menyayangi mahluk lain. Salah satunya terhadap ular phyton. Pengasuh ponpes setempat yang hobi memelihara ular phython dari kecil menyebabkan para santri terbiasa dan tidak takut dengan ular-ular tersebut.

    "Adik-adik selain ngaji Al-quran, (Iqro) jilid 1, hingga jilid 6. Juga diberikan pengenalan terhadap mahluk ciptaan Allah. Dalam hal ini kami mengenalkan ular. Kami memelihara ular dari kecil sampai besar, sehingga anak tidak takut karena sudah terbiasa," ujar Amin, disela-sela mengawasi santrinya yang sedang bermain ular phyton, kemarin.

    Ular-ular tersebut dikeluarkan dari sarangnya setelah sebelumnya para santri mengikuti pelajaran di dalam kelas. Selanjutnya, phython sengaja dikeluarkan disekitar pondok untuk berbaur bersama santri dan warga sekitar pondok pesantren sambil menunggu bedug tanda berbuka puasa.

    Sedikitnya ada sembilan ekor ular phython di keluarkan disekitar pondok pesantren setiap sore. Seolah tak ada bosannya, ular-ular itu menjadi tontonan warga sekitar. "Santri kita ajari menyayangi binatang dan merawatnya dengan baik. Ini sebagai wujud cinta kepada Allah SWT dan sekaligus melindungi ekosistem phyton agar tidak punah," ungkapnya.

    Tak hanya itu, Amin mengakui dengan cara yang tak lazim itu membuat para santri terhibur sehingga melupakan rasa lapar. "Kami memandang cara seperti ini perlu agar mereka tidak bosan. Sehingga berdampak pada lancarnya pembelajaran. Kalau mereka senang apa yang disampaikan ustad juga gampang mereka terima," imbuhnya.

    Sementara itu, para santri mengaku senang dan terhibur karena setiap sore bisa bermain dengan ular-ular raksasa. Warga pun ikut senang, tidak sedikit orangtua yang mengantar anaknya. "Ya nggak takut karena ular-ular itu dipelihara sejak kecil, jadi kami sebagai orang tua tidak khawatir," kata Yati, salah satu orangtua yang turut larut bercengkerama dengan ular-ular.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top