ADITYA/RADMAS |
Raskin berkutu tersebut merupakan pengadaan beras bulan April lalu, yang dijadwalkan dididtribusikan untuk Juni ini. Ironisnya raskin dengan kualitas jelek itu, merupakan pengadaan yang dilakukan oleh mitra Bulog asal Kabupaten Purbalingga.
Kepala Badan Penyuluh Pertanian dan Ketahanan Pangan (BP2KP) Kabupaten Purbalingga, Lily Purwati, yang juga anggota tim verifikasi mengatakan, raskin berkutu tersebut diminta untuk tidak didistribusikan ke masyarakat. "Oleh karena itu, kami minta Bulog untuk melakukan fumigasi sebelum didistribusikan, agar kutu mati dan tidak berkembang," katanya kepada Radarmas.
Tak hanya berkutu raskin tersebut, juga diketahui memiliki kadar beras patah, yang cukup banyak. Sehingga, tidak memenuhi aturan yang tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) terkait Harga Pembelian Pemerintah (HPP) tahun 2015. "Warna beras juga sudah mulai menguning. Jadi tidak layak untuk didistribusikan," ujarnya.
Selain temuan raskin berkutu dan memiliki kadar beras patah tinggi, tim secara umum menemukan raskin yang akan didistribusikan hari ini, kualitasnya sudah bagus. "Untuk prosentase rusak kurang dari 20 persen, menir kurang dari 2 persen, sosohnya 95 persen.
Lily menambahkan, dengan adanya verifikasi oleh tim tersebut, harapannya penyaluran raskin bulan Juni, bisa diterima oleh masyarakat miskin dengan kualitas baik. Terlebih menjelang Ramadan, sehingga harapannya warga penerima raskin dapat menikmati beras yang enak.
Tim verifikasi juga minta untuk lebih selekstif dan cermat dalam memasukan beras ke gudang, termasuk pula agar menekan para mitra bulog agar menjaga kualitas raskin. Rencana raskin kuota Juni akan didistribusikan mulai Selasa (9/6) hingga JUmat (12/6).(tya)