IMAM/EKSPRES |
Ketua Forum Nahdiyin Peduli HIV/AIDS (FNPHA-NU) Kebumen H Agus Salim Chamidi SSos MPdI mengatakan, penghargaan tersebut merupakan sebuah amanah yang patut untuk disyukuri. Rasa syukur akan semakin bermakna ketika diwujudkan dengan selalu melaksanakan sesuatu yang baik. Dalam hal ini tentunya rasa syukur diwujudkan dengan selalu istiqomah dalam melaksanakan penangulangan HIV/AIDS di Kabupaten dengan slogan beriman ini. “Kita memang mendapatkan peringkat terbaik se Jawa Tengah dalam hal penanggulangan, akan tetapi ironisnya kita juga mendapatkan peringkat ke empat penderita terbanyak se Jawa Tengah,” jelasnya kepada Ekspres, Rabu (24/6).
Menurutnya, perolehan peringkat terbaik bukan tanpa alasan. Pasalnya FNPHA-NU Kebumen, bersama-sama dengan FPA Bugenvile Kebumen dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), saat ini telah berhasil melaksanakan advokasi anggaran APBD. Dari yang semula hanya Rp 50 juta sekarang menjadi Rp 200 juta, untuk biaya penanggulangan HIV/AIDS. “Itu mungkin salah satu yang menjadi pertimbangan penilaian terbaik,’’ paparnya.
Selain itu lanjutnya, yang menjadi pertimbangan lainnya kemungkinan dengan terbitnya sebuah novel yang berjudul “Surga Untuk ODHA,” yang dikarangnya sendiri. Dijelaskannya Odha merupakan singkatan dari Orang dengan HIV/AIDS. Novel tersebut saat ini sangat menasional dikalangan para aktifis HIV/AIDS. Novel “Surga Untuk ODHA,” juga telah dicetak sebanyak 2000 eksemplar dan saat ini semuanya telah laku terjual. Bahkan novel tersebut pernah dibedah di IAIN Walisongo Semarang. “Novel tersebut menceritakan kisah perjalanan ODHA.
Selain itu dalam novel itu juga mensosialisasikan tentang beberapa putusan Muhtamar NU tentang seorang Istri berhak mengajukan cerai, apabila sang suami terinfeksi HIV/AIDS dan tidak mau menggunakan kondom saat hubungan badan,” bebernya. (mam)