WIDARTO/ESKPRES |
PURWOREJO (Purworejo Ekspres)-Aksi penolakan atas keberadaan toko modern (Alfamidi) yang berada di kawasan obyek wisata Sumber Alam Adevnture Center (SAC) Desa Andong Kecamatan Butuh terus berlanjut. Kamis (11/6/2015) sore, sejumlah pedagang tenant SAC melakukan aksi penolakan dengan pemasangan spanduk . Sekitar 8 spanduk yang terbuat dari kain putih bertuliskan penolakan Alfamidi itu dibentangkan tepat di depan toko modern (alfamidi).
Tampak spanduk yang bertuliskan dintaranya, Alfamidi membunuh hajat hidup pedagang kecil, opo iyo sing cilik kui kudu di ules2, terima kasih pak lurah, camat, pak polisi, pak tentara bersama kami, Taat aturan bro, belum ijin jangan action, tutup !!!, Tolak alfamidi, berjajar rapi didepan Toko modern (Alfamidi).
Dalam aksinya, pedagang meminta Pemerintah daerah (Pemda) untuk segera menutup alfamidi. Pedagang juga berencana akan menggelar aksi demontrasi, jika dalam waktu dekat ini, Dewan juga Satpol PP tak segera menutup Alfamidi.
Ketua Paguyuban Pedagang Tenant (PPT) dikawasan Sumber Adventure Center (SAC) Desa Andong Kecamatan Butuh, Hendro Yuwono kepada wartawan mengatakan, pemasangan spanduk tersebut dilakukan sebagai bentuk penyaluran asiprasi dari para pedagang tenant SAC, yang menolak keberadaan toko modern (Alfamidi) di kawasan SAC. “Ini aspirasi dari pedagang, alfamidi untuk segera ditutup, karena telah merugikan pedagang,” katanya.
Dijelaskan, selain keberadaan alfamidi belum mengantongi ijin resmi dari Pemkab, alasan penolakan itu yaitu keberadaan Alfamidi dikhawatirkan akan merugikan pedagang kecil yang ada dikawasan SAC. “Alasanya, tentu harga di Alfamidi lebih murah, kita sebagai pedagang kecil tak bisa mengikutinya. Beberapa hari dibuka saja, kita sudah merasakan imbasnya/ dampaknya, yaitu pengunjug semakin sepi, omzet kita menjadi turun drastis, oleh karena itu kita seluruh pedagang tenant sepakat menolak dan memprotes secara keras keberadaan alfamidi di SAC,” jelasnya.
Selain memprotes alfamidi, para pedagang juga memprotes manajement SAC. Pedagang menuntut ada pergantian dalam manajement SAC. “Kita juga ada tuntutan, ganti manajemen SAC,” tegasnya.Alasan pedagang menuntut manajemen, terkait keberadaan alfamidi, dinilai ada campur tangan dari pihak manajemen. Selama ini pedagang tak pernah mendapat sosialisasi dan manajemen kurang memperhatikan pedagang. “Ya, karena manajemen seolah telah membohongi pedagang, katanya alfamidi sudah mengantongi ijin, ternyata ijin belum keluar. Manajement juga main tutup museum, dan tiba- tiba alfa midi telah dibuka,” jelasnya.
Dikatakan, selama ini pedagang belum pernah diajak duduk bersama tentang bagimana memajukan SAC. Dan pedagang tetap menuntut manajemen serta meminta pemkab untuk segera menutup alfamidi.
Pihaknya juga mengatakan, jika tuntutan para pedagang tidak mendapat respon dari pemerintah, pedagang akan melakukan aksi demo besar- besaran ke Dewan. “Masyarakat sekitar mendukung aksi kita ini, jika tidak segera didengarkan, akan melakukan aksi besar-besaran ke dewan,” katanya.
Bidang hukum ormas barisan muda waspada (BMW), Miko Vinaldho, yang menjadi pendamping para pedagang tenant SAC menyatakan, pihaknya yang telah dimintai bantuan untuk mendampingi para pedagang, mengaku siap mengawal para pedagang. “Sampai dimanapun, kita akan mengawal dan membantu para pedagang,” katanya.
Sementara pihak manajement SAC Hartono, kepada wartawan mengatakan, pihaknya tak tau menahu persoalan perijinan yang dilakukan oleh pihak manajement alfamidi. “Kita disini hanya sebagai ketempatan, jadi kita tidak tahu sama sekali. Karena bagi kita prinsip silahkan kalau mau ngontrak, soal ijin bukan urusan kita, dan kita tegaskan, manajemen tidak terlibat dalam perijinan,” katanya.
Dikatakan, sejak awal berdirinya obyek wisata SAC, yaitu adanya rest area Sumber alam, berdirinya kios tenant SAC, hanya disediakan untuk pedagang yaitu untuk menyediakan barang siap saji. “Awalnya mereka masuk di resta area ini, mendirikan kios beradagang, hanya untuk menyediakan barang siap saji. Tujuanya untuk melayani pengunjung dan karyawan yang ada di SAC. Jadi jika mereka membeli barang dari luar ya tidak apa-apa,” jelasnya.
Terkait keberadaan alfa midi, dengan menyediakan harga lebih murah dan terindikasi akan merugikan para pedagang, menurut Hartono, pihaknya tak mengetahui akan terjadi demikian. “Dan jika mereka kemudian menyediakan produk klontong dan merasa tersaingi, ya saya hanya memaklumi,” ujarnya. (wid)