IMAM/ESKPRES |
Salah satu pedagang kembang api yang biasa mangkal di Pasar Dorowati Kecamatan Klirong Sarifun (32) mengatakan, dalam sehari pedagang bisa menjual puluhan kembang api dengan kisaran harga mulai Rp 3.000 sampai Rp 30.000 per buah. Kemungkinan penjualan kembang api akan terus meningkat saat mendekati Lebaran. "Alhamdulillah dari awal sudah laris, mudah-mudahan kedepan akan semakin laris," katanya, kepada kebumenekspres.com Jumat (19/6/2015).
Selain di Pasar Dorowati, di beberapa pasar kecamatan juga sudah mulai ramai pedagang kembang api. Diantaranya Pasar Kutowinangun , Karanganyar, Prembun, dan Gombong. Kehadiran ratusan pedagang kembang api itu juga turut meramaikan pelaksanaan puasa Ramadan.
Tingkat penjualan Ramadan tahun ini, diperkirakan akan mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Pasalnya bisanya dari tahun ketahun peminat kembang api semakin banyak. Bahkan, sebagian masyarakat mulai berburu kembang api sejak awal puasa ini untuk dinyalakan menjelang waktu berbuka puasa dan sehabis shalat tarawih.
Sebagian malah membeli untuk stok di hari Lebaran nanti. Antusiasme masyarakat itu membuat usaha dagang kembang api menjanjikan. Dalam satu bulan penjualan, seorang pedagang bisa mengantongi keuntungan bersih minimal Rp 3 - 5 juta. Keuntungan itu bergantung dari modal yang digunakan. Tentunya semakin besar modal akan semakin banyak barang yang terjual. Dengan begitu tentunya akan semakin banyak keuntungan. "Kembang api yang kita jual sudah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) ," kata Sarifun.
Dia menambahkan, pembeli kembang api tak dibatasi umur. Mulai dari anak-anak. remaja hingga orang dewasa banyak yang membeli kembang api.
"Berbagai macam kembang api yang kerap diburu di antaranya jenis kembang api besar, kupu-kupu dan bala-bola yang meledak di atas ketika dinyalakan," imbuhnya. (mam)