Waspadai Sabotase KA, PT KAI Tingkatkan Pengamanan
KEBUMEN (Kebumen Ekspres)-Aksi pelemparan batu terhadap kereta yang melintas ternyata cukup sering terjadi. Manager Corporate Communication PT KAI Daop 5 Surono mengatakan, selama Ramadan, terjadi sedikitnya 12 kali kasus pelemparan KA.
Namun, pelaku yang berhasil ditangkap baru di wilayah Pejagoan. Adapun wilayah yang rawan kasus pelemparan, lanjut dia, berada di wilayah Jeruklegi-Cilacap, Kroya-Kemranjen, Sumpiuh-Tambak, dan sekitar wilayah Pejagoan. "Paling banyak di wilayah Kawunganten sampai dengan Kroya," ucapnya kepada kebumenekspres.com, Rabu (24/6/2015).
Dua remaja asal Desa Logede, Kecamatan Pejagoan, diamankan petugas karena tertangkap melempari gerbong Kereta Api (KA) Logawa jurusan Purwokerto-Jember melintas di jalur rel KA antara Stasiun Soka-Sruweng tepatnya masuk wilayah Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, yang melintas, Rabu (24/6/2015) . Keduanya yang masih di bawah umur itupun digelandang ke Mapolsek Pejagoan untuk menjalani pemeriksaan.
Terkait dengan pelaku yang masih dibawah umur, Surono menegaskan, pihaknya tetap akan meneruskan kasus tersebut. "Soal nanti apakah tidak sampai ke pengadilan itu urusan lain. Yang penting proses ini jalan dulu," imbuhnya. Untuk meminimalisir kasus yang sama, Daop 5 Purwokerto, menggencarkan sosialisasi di sekolah-sekolah SD dan SMP di sekitar rel KA agar para siswa selama liburan puasa tidak bermain di sekitar jalur rel.
Tak hanya kasus pelemparan, memasuki bulan ramadan ini tindakan sabotase terhadap perjalanan kereta api mengalami peningkatan. Seperti terjadi di lintas selatan, Sabtu pagi (20/6) lalu. Tepatnya di km 395+1/2 petak jalan antara stasiun Sikampuh- Maos, di wilayah Desa Doplang, Dusun Rawaeng, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.
Sebongkah batu berukuran cukup besar, dengan diameter 45 X 30 centimeter, dipasang orang tidak bertanggung jawab untuk mengganjal jalur rel tepat diatas jembatan KA di lokasi tersebut. Posisi batu tersebut dipasang pada celah antara rel KA dengan rel pengaman yang ada di jembatan.
Beruntung kejadian tersebut diketahui oleh Adi Wahyu Pamungkas (32) yang saat itu tengah bertugas sebagai Juru Pemeriksa Jalur Rel (JPJ) antara stasiun Sikampuh- Maos. Sehingga tidak sampai terlindas KA dan menimbulkan kecelakaan fatal.
Kejadian upaya sabotase terhadap jalur KA tersebut, langsung dilaporkan ke Polsek Adipala berikut barang bukti batu yang beratnya mencapai sekitar 40 kilogram, untuk pengusutan dan penanganan lebih lanjut. "Kami menganggap serius kejadian ini, karena sangat mengancam keselamatan perjalanan kereta api dan penumpang" bebernya.
Batu sebesar itu dapat menyebabkan roda KA meloncat dari relnya dan anjlog. Apalagi lokasi pengganjalan batu tersebut berada ditengah jembatan, sehingga jika sampai terlindas KA yang sedang melintas dengan kecepatan tinggi dapat menyebabkan kecelakaan anjlognya KA dan bahkan terguling di jembatan.
Dengan penumpang mencapai 600 orang lebih, jika sampai terjadi kecelakaan KA dimungkinkan korbannya juga akan cukup banyak. "Kami berharap aparat keamanan dapat secepatnya mengusut tuntas kejadian sabotase ini dan menangkap pelakunya, agar keselamatan penumpang KA lebih terjamin," ungkapnya.
PT KAI Daop 5 akan meningkatkan pengamanan terhadap jalur KA untuk mengantisipasi kejadian serupa serta gangguan keamanan yang lain seperti pelemparan KA. Dalam bulan puasa ini ditengarai banyak anak- anak yang bermain di sekitar jalur KA dan menimbulkan kerawanan gangguan pelemparan KA. Terutama saat sehabis sahur dan menjelang buka puasa. "Kami sudah petakan lokasinya, disamping berkoordinasi dengan aparat kewilayahan, kami juga akan melakukan pengamanan tertutup secara internal. Hal ini untuk menjamin kelancaran dan keselamatan penumpang kereta api menghadapi mudik lebaran," tandas dia.(ori/cah)
SUDARNOAHMAD/EKSPRES |
Namun, pelaku yang berhasil ditangkap baru di wilayah Pejagoan. Adapun wilayah yang rawan kasus pelemparan, lanjut dia, berada di wilayah Jeruklegi-Cilacap, Kroya-Kemranjen, Sumpiuh-Tambak, dan sekitar wilayah Pejagoan. "Paling banyak di wilayah Kawunganten sampai dengan Kroya," ucapnya kepada kebumenekspres.com, Rabu (24/6/2015).
Dua remaja asal Desa Logede, Kecamatan Pejagoan, diamankan petugas karena tertangkap melempari gerbong Kereta Api (KA) Logawa jurusan Purwokerto-Jember melintas di jalur rel KA antara Stasiun Soka-Sruweng tepatnya masuk wilayah Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, yang melintas, Rabu (24/6/2015) . Keduanya yang masih di bawah umur itupun digelandang ke Mapolsek Pejagoan untuk menjalani pemeriksaan.
Terkait dengan pelaku yang masih dibawah umur, Surono menegaskan, pihaknya tetap akan meneruskan kasus tersebut. "Soal nanti apakah tidak sampai ke pengadilan itu urusan lain. Yang penting proses ini jalan dulu," imbuhnya. Untuk meminimalisir kasus yang sama, Daop 5 Purwokerto, menggencarkan sosialisasi di sekolah-sekolah SD dan SMP di sekitar rel KA agar para siswa selama liburan puasa tidak bermain di sekitar jalur rel.
Tak hanya kasus pelemparan, memasuki bulan ramadan ini tindakan sabotase terhadap perjalanan kereta api mengalami peningkatan. Seperti terjadi di lintas selatan, Sabtu pagi (20/6) lalu. Tepatnya di km 395+1/2 petak jalan antara stasiun Sikampuh- Maos, di wilayah Desa Doplang, Dusun Rawaeng, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap.
Sebongkah batu berukuran cukup besar, dengan diameter 45 X 30 centimeter, dipasang orang tidak bertanggung jawab untuk mengganjal jalur rel tepat diatas jembatan KA di lokasi tersebut. Posisi batu tersebut dipasang pada celah antara rel KA dengan rel pengaman yang ada di jembatan.
Beruntung kejadian tersebut diketahui oleh Adi Wahyu Pamungkas (32) yang saat itu tengah bertugas sebagai Juru Pemeriksa Jalur Rel (JPJ) antara stasiun Sikampuh- Maos. Sehingga tidak sampai terlindas KA dan menimbulkan kecelakaan fatal.
Kejadian upaya sabotase terhadap jalur KA tersebut, langsung dilaporkan ke Polsek Adipala berikut barang bukti batu yang beratnya mencapai sekitar 40 kilogram, untuk pengusutan dan penanganan lebih lanjut. "Kami menganggap serius kejadian ini, karena sangat mengancam keselamatan perjalanan kereta api dan penumpang" bebernya.
Batu sebesar itu dapat menyebabkan roda KA meloncat dari relnya dan anjlog. Apalagi lokasi pengganjalan batu tersebut berada ditengah jembatan, sehingga jika sampai terlindas KA yang sedang melintas dengan kecepatan tinggi dapat menyebabkan kecelakaan anjlognya KA dan bahkan terguling di jembatan.
Dengan penumpang mencapai 600 orang lebih, jika sampai terjadi kecelakaan KA dimungkinkan korbannya juga akan cukup banyak. "Kami berharap aparat keamanan dapat secepatnya mengusut tuntas kejadian sabotase ini dan menangkap pelakunya, agar keselamatan penumpang KA lebih terjamin," ungkapnya.
PT KAI Daop 5 akan meningkatkan pengamanan terhadap jalur KA untuk mengantisipasi kejadian serupa serta gangguan keamanan yang lain seperti pelemparan KA. Dalam bulan puasa ini ditengarai banyak anak- anak yang bermain di sekitar jalur KA dan menimbulkan kerawanan gangguan pelemparan KA. Terutama saat sehabis sahur dan menjelang buka puasa. "Kami sudah petakan lokasinya, disamping berkoordinasi dengan aparat kewilayahan, kami juga akan melakukan pengamanan tertutup secara internal. Hal ini untuk menjamin kelancaran dan keselamatan penumpang kereta api menghadapi mudik lebaran," tandas dia.(ori/cah)