SELAIN jabatannya sebagai seorang Kepala Desa Rantewringin Kecamatan Buluspesantren, Irfansyah juga dikenal karena kiprahnya di dunia sepak bola. Bahkan, boleh dikatakan Irfan sangat "gila bola."
Setidaknya itu terlihat dari kiprah Klub Waringin Putera yang menjadi binaannya. Klub itu sudah malang melintang di berbagai turnamen sepak bola di Kebumen. Bahkan, mereka baru lalu menjadi juara di turnamen di Kabupaten Cilacap.
Mengelola klub sepak bola, tentu saja tak bisa dipisahkan dari persoalan dana. Hal itupun diakui Irfan. Namun, baginya, persoalan dana bukanlah persoalan utama. Selain karena memang menyukai sepak bola sejak muda, ternyata ada satu alasan lain yang membuatnya begitu mencintai olahraga itu. "Sepak bola itu seni," kata pria berusia 38 tahun itu.
Oleh sebab itu, kades Rantewringin periode 2013-2019 itu begitu menikmati kiprahnya di sepak bola. Diakuinya, sempat ada protes dari istrinya, Ike Kumalaningtyas. Namun pada akhirnya, sang istri mendukung kegiatan suaminya tersebut. Apalagi, tujuan Irfansyah membina sepak bola memiliki tujuan mengangkat prestasi persepakbolaan di Kecamatan Buluspesantren khususnya dan di Kebumen pada umumnya.
Konflik berkepanjangan Kementerian Olahraga RI dengan PSSI dan berakhir jatuhnya sanksi FIFA bagi Indonesia, pun tak luput dari perhatiannya. Kondisi itu mau tak mau membuat Irfansyah yang saat ini duduk sebagai salah satu pengurus PSSI Kebumen itu justrui mengaku bersedih. "Ada banyak yang dikorbankan akibat konflik berkepanjangan itu. Roda kompetisi terhenti dan banyak pemain bola yang harus kehilangan pekerjaannya. Saya berharap persoalan itu cepat berakhir," kata ayah Hasna Fatikhatul Faiza (5) dan Nazhira F Aisyah (4) itu.
Namun, kisruh sepak bola tanah air tak lantas membuat Irfan lupa akan tugasnya sebagai seorang kepala desa. Pria lulusan UPN Jogjakarta itu kini memasuki periode kedua jabatannya sebagai kades setelah terpilih kembali pada Pilkades 2013 lalu. "Tidak. Sepak bola tidak pernah mengganggu tugas utama saya sebagai seorang Kades," tegasnya.
Menjabat Kades untuk dua periode sepertinya sudah cukup membuktikan bahwa Irfansyah mendapat kepercayaan dari masyarakat. Ia bahkan berpeluang memperluas pengabdiannya melalui jalur politik. Apalagi, kiprahnya di dunia sepak bola mendukung hal tersebut. Namun saat ditanya apakah berminat maju sebagai anggota dewan pada Pemilu 2019, Irfansyah belum memikirkannya. "Saat ini belum. Namun kalau ada dukungan dan dapat membuat saya lebih bermanfaat bagi masyarakat, akan saya pertimbangkan," katanya diplomatis. (cah)
Setidaknya itu terlihat dari kiprah Klub Waringin Putera yang menjadi binaannya. Klub itu sudah malang melintang di berbagai turnamen sepak bola di Kebumen. Bahkan, mereka baru lalu menjadi juara di turnamen di Kabupaten Cilacap.
Mengelola klub sepak bola, tentu saja tak bisa dipisahkan dari persoalan dana. Hal itupun diakui Irfan. Namun, baginya, persoalan dana bukanlah persoalan utama. Selain karena memang menyukai sepak bola sejak muda, ternyata ada satu alasan lain yang membuatnya begitu mencintai olahraga itu. "Sepak bola itu seni," kata pria berusia 38 tahun itu.
Oleh sebab itu, kades Rantewringin periode 2013-2019 itu begitu menikmati kiprahnya di sepak bola. Diakuinya, sempat ada protes dari istrinya, Ike Kumalaningtyas. Namun pada akhirnya, sang istri mendukung kegiatan suaminya tersebut. Apalagi, tujuan Irfansyah membina sepak bola memiliki tujuan mengangkat prestasi persepakbolaan di Kecamatan Buluspesantren khususnya dan di Kebumen pada umumnya.
Konflik berkepanjangan Kementerian Olahraga RI dengan PSSI dan berakhir jatuhnya sanksi FIFA bagi Indonesia, pun tak luput dari perhatiannya. Kondisi itu mau tak mau membuat Irfansyah yang saat ini duduk sebagai salah satu pengurus PSSI Kebumen itu justrui mengaku bersedih. "Ada banyak yang dikorbankan akibat konflik berkepanjangan itu. Roda kompetisi terhenti dan banyak pemain bola yang harus kehilangan pekerjaannya. Saya berharap persoalan itu cepat berakhir," kata ayah Hasna Fatikhatul Faiza (5) dan Nazhira F Aisyah (4) itu.
Namun, kisruh sepak bola tanah air tak lantas membuat Irfan lupa akan tugasnya sebagai seorang kepala desa. Pria lulusan UPN Jogjakarta itu kini memasuki periode kedua jabatannya sebagai kades setelah terpilih kembali pada Pilkades 2013 lalu. "Tidak. Sepak bola tidak pernah mengganggu tugas utama saya sebagai seorang Kades," tegasnya.
Menjabat Kades untuk dua periode sepertinya sudah cukup membuktikan bahwa Irfansyah mendapat kepercayaan dari masyarakat. Ia bahkan berpeluang memperluas pengabdiannya melalui jalur politik. Apalagi, kiprahnya di dunia sepak bola mendukung hal tersebut. Namun saat ditanya apakah berminat maju sebagai anggota dewan pada Pemilu 2019, Irfansyah belum memikirkannya. "Saat ini belum. Namun kalau ada dukungan dan dapat membuat saya lebih bermanfaat bagi masyarakat, akan saya pertimbangkan," katanya diplomatis. (cah)