Pilkada Kebumen 2015
Oleh: Ibnu Nugroho
Hiruk pikuk Pilkada serentak sudah mulai terasa. Masyarakat sudah mulai disibukkan dengan berbagai pemandangan bakal calon (balon) kepala daerah. Berbagai strategi awal pun sepertinya sudah disiapkan oleh masing-masing balon. Sayangnya, melekatnya gaya low politic di tubuh politikus Indonesia menjadi ancaman tersendiri dalam Pilkada.
Di satu sisi mereka menganggap dirinya sebagai “aspirasi publik” dan “sudah berkontribusi di daerahnya”, namun di sisi lain hal seperti ini justru akan semakin mengokohkan dirinya sebagai pemburu kekuasaan. Hal ini terlihat dari cara mengangkat popularitas melalui media sosial sampai pada ceramah di berbagai tempat.
Menjadi salah satu peserta Pilkada serentak 2015, nampaknya Kebumen mendapat respon menarik dari masyarakat. Hal ini terlihat dari antusias masyarakat yang terus mengawal isu ini di berbagai media. Tentu dengan banyakya nama balon bupati yang muncul, menjadi hal menarik untuk didiskusikan. Namun sayangnya, sampai hari ini masih minim balon yang sudah jelas memakai kendaraan Partai apa.
Siapa menunggu siapa?. Baik dari pihak balon bupati maupun dari partai terkesan belum tegas dalam memberikan keputusannya. Timbang-menimbang cost and benefit sepertinya masih berlangsung cukup alot. Padahal hari penetapan calon resmi bupati dan wakil bupati semakin dekat.
Dilansir dari Kebumen Ekspres, tercatat sampai 21/06/2013, baru satu balon saja yang sudah mempunyai kendaraan pasti. Yaitu Khayub Mohammad Lutfie dengan kendaraannya Partai NasDem, PAN, dan Gerindra. Baik balon maupun partai selain itu, nasibnya masih belum jelas. Terutama PDIP sebagai partai yang pelamarnya paling banyak dalam hal bakal calon bupati. Sampai saat ini, PDIP masih menunggu keputusan dari pusat terkait siapa yang akan di bawa di Pilkada Kebumen kali ini.
Ketidak tegasan partai dalam menentukan bakal calonnya ini, tentu akan sangat mempengaruhi hasil di kemudian hari. Hal ini juga akan berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap ketegasan partai dalam membela rakyat. Rakyat membutuhkan pemimpin yang tegas dan berkualitas dalam bersikap. Bagaimana akan membela nasib rakyat dengan jelas ketika menentukan balon bupati pun tidak tegas.
Repotnya, masyarakat sudah terlanjur di suguhi berbagai gambar bakal calon bupati yang ada. Sehingga tak ayal jika masyarakat sudah terlanjur menaruh harapan tinggi pada gambar-gambar yang sudah tersebar. Namun bukan itu poinnya, yang ditakutkan adalah ketika masyarakat terlanjur kecewa jika nantinya balon yang digadang-gadang tidak ada dalam susunan calon resmi yang dikeluarkan KPU.
Dalam situasi seperti ini, masyarakat tentu menunggu kepastian, baik dari partai maupun balonnya sendiri. Hal ini dikarenakan masyarakat juga harus memahami visi misi yang akan di bawa ke depannya kelak agar tidak salah memilih. (*)
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Politik dan Pemerintahan UGM Yogyakarta.
Oleh: Ibnu Nugroho
Hiruk pikuk Pilkada serentak sudah mulai terasa. Masyarakat sudah mulai disibukkan dengan berbagai pemandangan bakal calon (balon) kepala daerah. Berbagai strategi awal pun sepertinya sudah disiapkan oleh masing-masing balon. Sayangnya, melekatnya gaya low politic di tubuh politikus Indonesia menjadi ancaman tersendiri dalam Pilkada.
Di satu sisi mereka menganggap dirinya sebagai “aspirasi publik” dan “sudah berkontribusi di daerahnya”, namun di sisi lain hal seperti ini justru akan semakin mengokohkan dirinya sebagai pemburu kekuasaan. Hal ini terlihat dari cara mengangkat popularitas melalui media sosial sampai pada ceramah di berbagai tempat.
Menjadi salah satu peserta Pilkada serentak 2015, nampaknya Kebumen mendapat respon menarik dari masyarakat. Hal ini terlihat dari antusias masyarakat yang terus mengawal isu ini di berbagai media. Tentu dengan banyakya nama balon bupati yang muncul, menjadi hal menarik untuk didiskusikan. Namun sayangnya, sampai hari ini masih minim balon yang sudah jelas memakai kendaraan Partai apa.
Siapa menunggu siapa?. Baik dari pihak balon bupati maupun dari partai terkesan belum tegas dalam memberikan keputusannya. Timbang-menimbang cost and benefit sepertinya masih berlangsung cukup alot. Padahal hari penetapan calon resmi bupati dan wakil bupati semakin dekat.
Dilansir dari Kebumen Ekspres, tercatat sampai 21/06/2013, baru satu balon saja yang sudah mempunyai kendaraan pasti. Yaitu Khayub Mohammad Lutfie dengan kendaraannya Partai NasDem, PAN, dan Gerindra. Baik balon maupun partai selain itu, nasibnya masih belum jelas. Terutama PDIP sebagai partai yang pelamarnya paling banyak dalam hal bakal calon bupati. Sampai saat ini, PDIP masih menunggu keputusan dari pusat terkait siapa yang akan di bawa di Pilkada Kebumen kali ini.
Ketidak tegasan partai dalam menentukan bakal calonnya ini, tentu akan sangat mempengaruhi hasil di kemudian hari. Hal ini juga akan berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap ketegasan partai dalam membela rakyat. Rakyat membutuhkan pemimpin yang tegas dan berkualitas dalam bersikap. Bagaimana akan membela nasib rakyat dengan jelas ketika menentukan balon bupati pun tidak tegas.
Repotnya, masyarakat sudah terlanjur di suguhi berbagai gambar bakal calon bupati yang ada. Sehingga tak ayal jika masyarakat sudah terlanjur menaruh harapan tinggi pada gambar-gambar yang sudah tersebar. Namun bukan itu poinnya, yang ditakutkan adalah ketika masyarakat terlanjur kecewa jika nantinya balon yang digadang-gadang tidak ada dalam susunan calon resmi yang dikeluarkan KPU.
Dalam situasi seperti ini, masyarakat tentu menunggu kepastian, baik dari partai maupun balonnya sendiri. Hal ini dikarenakan masyarakat juga harus memahami visi misi yang akan di bawa ke depannya kelak agar tidak salah memilih. (*)
Penulis adalah Mahasiswa Jurusan Politik dan Pemerintahan UGM Yogyakarta.