POLRESKEBUMEN FOR EKSPRES |
BULUSPESANTREN (Kebumen Ekspres) - Kematian Sarno (46), warga Desa RT 1 RW 1 Desa Ayamputih Kecamatan Buluspesantren yang ditemukan mengapung di anakan Sungai Luk Ulo menyisakan tanda tanya besar besar bagi rekan-rekan korban. Diketahui, korban sempat menitipkan motor tanpa meninggalkan pesan apapun, sehari sebelum ditemukan meninggal.
Sarno ditemukan sudah dalam keadaan tewas oleh seorang penambang pasir di anakan Sungai Luk Ulo, Kamis (11/6/2015) sekitar pukul 11.30 WIB. Saat ditemukan, mayatnya mengapung di Kali Sentul, anakan Sungai Luk Ulo dengan sejumlah luka di tubuhnya. Lokasi penemuan, sekitar 100 meter arah utara Jembatan Ayamputih.
Salah satu rekan korban, Paimin (40) mengaku kaget dengan adanya kabar meninggalnya Sarno. Bila melihat kondisi mayat, Paimin meyakini, Sarno mati dibunuh. Apakah korban pernah mengeluhkan sedang mengalami masalah? Paimin tidak bisa memastikan. Hanya, dia tidak membantah bila selama ini korban telanjur dikenal sebagai preman oleh masyarakat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, korban telah bertekad merubah perilakunya dan bertanggung jawab kepada anak-anaknya.
Apalagi, selama ini anaknya itu hanya tinggal dengan korban lantaran istrinya bekerja sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Korban,kata Paimin, sempat menemui temannya di Desa Bocor Kecamatan Buluspesantren pada Selasa malam. Itu artinya, hanya beberapa jam setelah meninggalkan rumah usai makan bakso bersama anaknya, Rico. "Saat itu, dia (Sarno) menitipkan sepeda motor lalu pergi tanpa mengatakan apapun," ujar warga Desa Brecong itu.
Disinggung apakah korban pernah mengeluhkan ada permasalahan, Paimin mengatakan tidak tahu persis. Hanya, korban pernah mengatakan pernah meminjam uang kepadanya untuk membuka usaha. Selain itu, korban mengungkapkan niatnya untuk segera menikah dengan seorang perempuan asal Kecamatan Puring. Korban beralasan, saat ini sudah bercerai dengan istrinya saat ini. "Saya sudah lupa persisnya, tapi dia memang pernah meminjam uang untuk membuka usaha sandal. Selain itu, dia mengatakan sedang butuh uang untuk menikah dengan kekasihnya asal Kecamatan Puring yang saat ini menjadi TKI," imbuhnya.
Pengakuan korban akan menikah lagi, juga diamini Rajab (56) salah rekan korban yang lain. Bahkan, korban saat ini tengah membangun rumah di Kecamatan Puring. "Katanya dia kemarin sudah sempat tanya-tanya harga keramik di toko bangunan di Bocor (Buluspesantren). Kepada pemilik toko, Sarno mengatakan sedang membangun rumah di Puring," katanya.
Dilain pihak, polisi tampaknya tak ingin kehilangan waktu untuk mengungkap kematian Sarno. Semalam, puluhan polisi dilaporkan menyisir Sungai Luk Ulo. "Katanya sedang mencari jejak atau barangkali ada jejak darah," ujar Kustanto (30) dan Bolot (26) warga Desa Maduretno Kecamatan Buluspesantren yang tinggal di Kali Luk Ulo. Bila ditarik garis lurus, lokasi itu berjarak sekitar 500 meter dari lokasi Sarno ditemukan. (cah)