• Berita Terkini

    Kamis, 16 Juli 2015

    Arus Mudik Lancar dan Aman

    Karena Faktor Libur Sekolah dan Jalur Alternatif
    IMAM/EKSPRES
    JAKARTA- Hingga Kamis (16/7) atau H-2 sebelum lebaran, peningkatan arus kendaraan di jalur utama Kebumen meningkat drastis. Kenaikan itu mencapai 80 persen dibandingkan hari-hari sebelumnya. Namun demikian, secara umum arus mudik masih berjalan lancar dan tidak ada kejadian yang menonjol.

    "Peningkatan kendaraan begitu drastis bila dibandingkan dengan hari sebelumnya. Kemungkinan jumlah kendaraan akan terus meningkat hingga malam lebaran. Pasalnya hari libur baru dimulai pada Rabu (15/7)., " kata Kapolres Kebumen  AKBP Faizal SIK MH melalui Kasat Lantas Polres Kebumen  AKP Yulie Khrisna ST kepada Ekspres, Rabu (15/7).


    Menurut AKP Yuli Khrisna, hingga kemarin, belum terlihat kemacetan berarti. Namun demikian, pihaknya tetap melakukan langkah antisipasi, mengingat arus mudik diprediksi akan terus bertambah hingga Kamis malam (15/7). "Kita akan terus memantau dan melakukan rekayasa-rekayasa lalu lintas, guna menciptakan kelancaran jalan,” katanya.

    Dijelaskannya, salah satu upaya yang dilakukan pihak kepolisian dalam meningkatkan kelancaran lalu lintas adalah dengan mengerahkan personil polisi di 13 Pos Pam di Kabupaten Kebumen. Selain polisi juga memasang tolo-tolo di tengah jalan.  Yulie Khrisna juga menghimbau kepada para pemudik untuk selalu menjaga kesehatan dan kondisi tubuh. Apabila merasa lelah sangat dianjurkan untuk beristirahat di pos mudik yang telah disediakan. “Saya menghimbau untuk mengutamakan keselamatan, memaksakan untuk tetap melaju saat kondisi tubuh sedang tidak fit akan sangat berbahaya untuk dirinya dan pengendara lain,” terangnya.

    Dari Jakarta, Direktur Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) Kementerian Perhubungan Eddi mengatakan, arus mudik tahun ini memang terlihat lebih lancar dibanding tahun sebelumnya. Hal tersebut ditunjukkan dari realisasi total penumpang semua moda pada periode H-7 hingga H-3. Tahun ini, pihaknya mencatat terdapat total 5,7 juta penumpang. Itu turun lima persen dari realiasi penumpang tahun lalu yang mencapai 6 juta penumpang.
    "Secara logika, seharusnya arus mudik setiap tahun bertambah dengan perkembangan populasi. Tapi, realisasi sementara malah lebih kecil dibandingkan tahun lalu," jelasnya kepada Jawa Pos kemarin (15/7).
    Dari semua moda, lanjut dia, hanya moda udara yang mengalami tren peningkatan sebanyak 8 persen. itu digenjot dari penambahan penumpang penerbangan domestik yang mencapai 1,1 juta atau 12 persen dari capaian tahun lalu. Pemudik via moda bus malah turun sebanyak 16 persen.

    "Mungkin karena program mudik bareng terus meningkat. Dari Kementerian Perhubungan saja menangkut 6.600 penumpang," jelasnya.
    Meski begitu, dia menegaskan bahwa total arus mudik pasti bakal mengalami kenaikan. Menurutnya, data memang belum menunjukkan peningkatan karena arus puncak baru terjadi antara H-2 dan H-1 lebaran. Hal tersebut karena jatah cuti bersama para pegawai negeri sipil (PNS) dan beberapa pegawai perusahaan lain ditetapkan pada H-1.
    "Sebagian besar dari mereka berencana pulang malam ini (15/7) kalau tidak besok (16/7). Jadi, arus mudik pasti meningkat. Hanya saja kenaikan itu diperkirakan tak sebesar tahun lalu yang bertambah 20,2 juta penumpang dalam periode arus mudik," imbuhnya.
    Dia menjelaskan, salah satu penyebab dari kelancaran arus mudik adalah jalur-jalur alternatif yang disiapkan kali ini. Salah satunya, primadona jalur mudik dari Jakarta yakni Tol Cikopo Palimanan. "Menurut laporan Kementerian Pekerjaan Umum (PU), 40 persen volume kendaraan sudah terserap ke berbagai jalur alternatif," terangnya.

    Selain itu, jatuhnya hari raya pada bulan Juli juga menjadi penentu menurunnya arus pada 16 hari arus mudik. Bulan tersebut merupakan libur akademis yang membuat para siswa dan tenaga pengajar bebas untuk pulang kampung sebelum H-7. "Dengan kondisi ini, arus lebih merata. Kami juga mempersiapkan penambahan kapasitas dari mulai H+15 sampai H-9 karena libur sekolah panjang ini," ujarnya.

    Terkait arus mudik, Kementerian  Perhubungan mulai melihat lonjakan kendaraan pada H-2 lebaran. Terlihat titik-titik kepadatan muncul secara merata di berbagai daerah. Meski demikian, itu terjadi hanya pada waktu tertentu saja.

    Berdasarkan data di Kementrian Perhubungan yang dilansir pada pukul 16.00 WIB, kepadatan kendaraan menjelang hari Lebaran tidak seperti tahun 2014. "Kepadatan terjadi secara merata baik jalur tengah, utara maupun selatan," jelas Ketua Harian Posko Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Etty Hartiyanti kepada Jawa Pos.

    Pengurangan kemacetan ini disebabkan tol Cipali yang beroperasi sejak Juni 2015 lalu. Sehingga, tidak terjadi kepadatan berlebih pada jalur tertentu. "Akan terjadi lonjakan arus kendaraan hingga menjelang malam takbiran nanti. Prediksi puncak di H-1," jelas Etty.

    Hal ini disebabkan karena libur nasional telah dimulai. Meski demikian kepadatan ini hanya terlihat pada waktu-waktu tertentu saja. Yakni, selepas buka puasa dan sahur. Hal ini terlihat dari grafik Posko Perhubungan Darat keluar Jabodetabek yang mengalami kenaikan drastis pada pagi hari sekitar pukul 08.00-10.00. Daerah yang paling tinggi yakni keluar Jakarta di daerah Ciasem, Subang Jawa Barat.

    Berdasarkan pantauan RTTMC Kementrian Perhubungan, arus kendaraan mulai padat merayap pada pagi hari dan sore hari. Misalnya, antrian panjang di pintu masuk tol Cipali dan Cikampek. Pada pagi hari, antrian panjang di pintu tol Cipali bisa mencapai 10 km. Rata-rata kecepatan mencapai 5-10 km/jam. Keadaan dalam tol masih ramai lancar meski di daerah Paliaman dan Mundu dalam keadaan tersendat. Kepadatan ini hanya terjadi di pagi dan sore hari.

    Sama halnya dengan kondisi pintu masuk tol Jakarta-Cikampek yang mulai mengalami antrian kendaraan. Walaupun tidak separah dengan Cipali rata-rata kecepatan 20-30 km/jam. Kepadatan ruas jalan tol ini dimulai menjelang sore hari pada pukul 15.00.

    Ada beberapa titik-titik kemacetan yang perlu diwaspadai bagi para pemudik. Yakni jalur Pantura, Cirebon, Paliaman, Brebes dan Pekalongan. Sedangkan, untuk jalur Selatan Nagrek, Bandung dan Kebumen.

    "Jalur Selatan masih terbilang sepi dibandingkan dengan jalur pantura," jelas pemantau RTTMC Kemenhub, Melisa Anggraini. Pada pintu keluar tol Brebes, Jawa Tengah terjadi penumpukan arus kendaraan sejak pagi. Kendaraan roda dua dan empat mendominasi jalan raya. Etty pun menyebutkan ini membuat jalur kendaraan dari dua menjadi tiga. Rata-rata kecepatan pun antara 10-15 km/ jam.
    (mam/lus/bil/cah

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top