Kamis, 02 Juli 2015

Cerita Kerabat Serda Ando Dandy Prastowo, Korban Kecelakaan Pesawat Hercules

Kompor Terbakar Sampai Lampu Ruang Tamu Terlihat Keluarkan Api
AGUS/BANYUMASEKSPRES
Rumah berwarna hijau dengan dua karang bunga bertuliskan ucapan belasungkawa terpampang di depan, menyambut tamu yang akan ke rumah Marhati (65) RT 2 RW 5 Desa Pasiraman Lor, Pekuncen, nenek dari Almarhum Serda Ando Dandy Prastowo, korban jatuhnya Pesawat Hercules di Medan. Kemudian, dua pekerja yang sedang memasang tarub menyambut kedatangan Radarmas, Rabu (1/7). Walaupun belum banyak warga berdatangan, namun persiapan menyambut kedatangan jenazah lulusan Bintara AU Angkatan 36 terus dilakukan.
--------------------------

    Agus Munandar, PEKUNCEN
-----------------------------

    Ditemani dua tetangga yang seumuran, kedua mata Marhati terlihat sembab. Dengan ramah, Ibu dari Serma Rudi Purwono, ayah Alm Serda Ando Dandy Prastowo mempersilahkan Radarmas yang datang bersama Camat Pekuncen, Rusmanto dan Kepala Desa Pasiraman Lor, Triono Agus Toto duduk di ruang keluarga dekat dapur. "Monggo mas, monggo pak,"katanya.

    Kami pun duduk dan Marhati membenarkan, cucu pertamanya menjadi korban kecelakaan Pesawat Hercules di Medan saat kami menanyakan kebenaran kabar tersebut. "Iya benar, cucu pertama dari anak pertama menjadi korban kecelakaan. Kami sedang menunggu kabar dari MEdan, kapan jenazah akan diberangkatkan ke Pekuncen lewat Jogjakarta,"tutur Marhati.

    Marhati mulai menceritakan kisah waktu kecil Almarhum Ando yang lahir dan besar di Pekuncen. Mulai dari sekolah TK sampai SMP, Almarhum dimata Marhati adalah seorang anak yang patuh, tidak membantah, rajin dan punya cita-cita menjadi tentara mulai kecil.

    Sifat yang sampai saat ini terus diingat dan dirinya mempunyai mimpi bahwa almarhum akan menjadi orang yang sukses adalah sifat patuh, hormat kepada orang yang lebih tua dan prihatin. "Dandy (panggilan akrab) itu tidak pernah membantah perintah. Menjadi tentara sudah menjadi cita-cita sejak kecil,"katanya.
    Untuk mengejar cita-citanya, usai kelas II SMP, Dandy menyusul ayahnya yang bertugas di Lanud Soewondo Medan. Sehingga kelas III SMP dan menyelesaikan SMA di MEdan. Belum lulus, Dandy sudah mencoba mendaftar bintara tetapi gagal. Kesempatan kedua, yaitu pada tahun 2011, masuk Bintara TNI AU dan sekolah di Bandung dan Solo sampai akhirnya lulus dan bertugas di Lanud Ranai, Natuna.

    "Kalau libur pas pendidikan pasti pulang ke Pekuncen, bahkan libur kerja saat di Natuna juga balik ke sini (Pekuncen),"katanya.
    Marhati melanjutkan, sebelum naik pesawat Hercules, Dandy baru saja cuti kerja dan berada di Medan bersama kedua orang tuanya. Bahkan, saat akan naik pesawat, sang ayah, Serma Rudi Purwono mengantarkan sampai di landasan. Ternyata, dua menit setelah lepas landas, pesawat buatan tahun 1964 mengalami kecelakaan.
    "Saya malah dikabari kalau Dandy mengalamai kecelakaan pukul 5 sore. Syok pasti karena sejak kecil bersama saya. Sekarang saya hanya bisa berdoa supaya arwah Dandy diterima di Sisi Tuhan Yang Maha Esa,"katanya.

    Terkait dengan firasat yang dirasakan Marhati sebelum mendengar kabar kecelakaan, dua hari sebelumnya kompor di dapur mengalami kebakaran. Ia mengaku tidak mengetahui penyebabnya, karena kompor saat digunakan tidak ada tanda-tanda kebocoran. "Apinya esar sekali hampir membakar dapur. Untung langsung dipadamkan sehingga tidak sampai membakar dapur,"ujarnya.

     Tidak hanya disitu, pada malam hari atau Selasa (30/6) malam, ia bermimpi satu rombongan keluarga menggunakan mobil dan ia buang hajat di mobil. Serta pada Selasa (30/6) siang pukul 12.15 saat di depan tivi sambil tiduran, marhati melihat lampu ruang keluarga seperti mengeluarkan api yang besar.

    "Saya lihat lampu seperti mengeluarkan api dan membakar ruangan. Saat itu saya belum mengetahui Dandy mengalami kecelakaan, setelah mengetahui kabar kecelakaan terjadi pada pukul 12.00, seperti yang saya lihat saat berada di ruang keluarga bahwa lampu terlihat mengeluarkan api,"katanya.

    Paman Dandy, Bayu P (35) mengatakan, firasat kepergian Dandy untuk selama-lamanya adalah Display Picture (DP) BBM menggunakan gambar pesawat. Padahal selama bertuga menjadi TNI AU, Dandy tidak pernah memasang DP pesawat.

    "Gambar pesawat dan status 'Otw MEdan-Tanjung Pinang-Natuna'. Seperti memberikan firasat bahwa ini pesawat yang akan membawa pergi selama-lamanya. Kemudian sebelumnya juga memasang status, Buka Bersama terakhir dengan orang tua dan ternyata menjadi terakhir selama-lamanya,"katanya.

    Persiapan pemakaman, lanjut Bayu, pihak keluarga sudah mempersiapkan tempat tetapi penggalian lubang menunggu jenazah sampai di Jogja. "Di tempat kami, kalau menggali lubang makam tetapi jenazah masih lama atau belum jelas kapan datang harus ditunggu. Sehingga kami menggali lubang di pemakaman saat jenazah sudah di Jogja,"katanya.

Sementara itu,  keluarga  Dandy Prastowo Margati, mengatakan, jenasah Dandy direncanakan akan dimakamkan di Pemakaman Umum Desa Pasiraman Lor, Kecamatan Pekuncen secara militer pada hari ini.    "Informasi yang kami peroleh dari orang tua Dandy, jenazah sudah diberangkatkan dari Medan pada pukul 16.00 ke Jakarta, kemudian diterbangkan lagi ke Jogjakarta. Diperkirakan sampai di rumah duka pukul 24.00. Sehingga pemakaman yang akan dilaksanakan secara militer pada Kamis (2/7) pagi,"jelas Mugiarti.

    Lebih lanjut Mugiarti mengatakan, jika dihitung waktu dari MEdan ke Jakarta memakan waktu dua jam. Sedangkan dari Jakarta ke Jogjakarta bisa sampai satu jam dan perjalanan darat Jogja ke Pekuncen sampai empat jam.

    "Kalau dari Medan jam 4 sore, sampai Jakarta jam 6 sore dan sampai ke Jogja jam 7 malam, belum persiapan pemberangkatan melalui darat. Perjalanan darat Jogja Pekuncen bisa sampai pukul 12 malam baru sampai,"jelasnya.

    Karena pemakaman menggunakan acara militer, lanjut Mugiarti, dipastikan pemakaman dilaksanakan pada pagi atau siang hari. "Untuk tempat pemakaman sudah disiapkan tetapi belum ada penggalian, sepertinya besok pagi sudah dimulai pembuatan lubangnya. Tetapi penyambutan di rumah nenek Dandy sudah ada tarub,"katanya.

    Sampai Rabu (1/7) sore, kerabat dan warga sekitar tempat tinggal Marhati (65) nenek Dandy berdatangan. Direncanakan Bupati Banyumas, Achmad Husein yang masih kerabat dengan keluarga korban akan datang. (*)

Berita Terbaru :