M. AINUL ATHO/RADARPEKALONGAN |
Optimisme Ricsa membumbung setelah melihat langsung seluruh cabor tetap melaksanakan latihan keras pada malam hari.
"Saya salut dan bangga kepada seluruh cabor yang tetap eksis, dan berlatih keras dengan mengambil waktu usai buka puasa," tutur Ricsa, Kamis (9/7). Dirinya dan tim manajer sudah berkunjung ke beberapa cabor, dan melihat langsung bagaimana atlet-atlet renang, selam, karate, kempo, taekwondo, pencak silat, futsal, bina raga angkat berat hingga tenis lapangan tetap giat berlatih.
Namun di beberapa cabor, Ricsa justru melihat kurangnya perhatian dari ketua cabor. Dari sekian cabor yang dikunjungi tim manajer, ketua cabor PABBSI (angkat besi dan bina raga) Perbasi (basket), Pasi (atletik) dan Percasi (catur), tak terlihat turun mendampingi atlet saat kunjungan tim manajer.
Padahal, kata Ricsa, dalam situasi TC dan menjelang turnamen, atlet sangat butuh suport dari masing-masing ketua cabor. "Saya melihat semangat atlet sangat baik, tapi itu tidak cukup. Semangat atlet perlu diimbangi semangat, dorongan dan dukungan dari pengurus serta ketua cabor," harapnya.
Ricsa melanjutkan, tim manajer yang notabene adalah induk dari pengurus olahraga, sudah bersedia turun memantau langsung dan memberikan dukungan bagi atlet. Hal itu seharusnya bisa mendorong pengurus atau ketua cabor masing-masing juga ikut peduli terhadap atletnya.
Meski tak melihat suport ketua cabor di beberaoa atlet, tapi dalam beberapa kali kunjungan, Ricsa dan tim manajer mengaku salut dengan kehadiran orang tua yang terus mendampingi proses latihan atlet. Suport dari orang tua juga akan mendongkrak semangat atlet dalam berlatih. "Kami berterima kasih kepada orang tua yang selalu terlihat dan mendampingi atlet berlatih."
Dari hasil pantauan, tim manajer juga menyimpulkan bahwa atlet dalam kondisi siap. Namun kesiapan secara fisik akan dibuktikan lewat tes vo2max yang akan dilaksanakan Agustus mendatang.
Tim manajer, kata Ricsa, juga menerima sejumlah keluhan tentang kendala sarana pra sarana, salah satunya dari voli yang rutin menggunakan GOR Jetayu sebagai tempat latihan
Selain kondisi GOR yang mulai mengalami kerusakan di sejumlah titik, penerangan di dalam GOR juga tak memadai. Padahal, hal itu sudah sering disampaikan KONI kepada Bidang Aset DPPKAD tapi tak pernah mendapat respon. "Kami sudah sampaikan langsung ke Pak Sabaryo, bagian Aset. Tapi sampai sekarang tak ada tindak lanjutnya," ujar dia.
Ricsa juga mengingatkan, empat dari 26 cabor yang belum memasukkan data enter by name yang seharusnya paling lambat dilakukan 1 Juli lalu agar segera menyelesaikannya. Keempat cabor tersebut adalah PGI (golf), Perbasi (basket), WI (wushu), dan Forki (karate).(nul)