![]() |
agung/ekspres |
Lurah Paduroso, Dwi Agung Nugraheni memahami jika serangan hama memang menjadi takdir dari Yang Kuasa. Hanya saja perlu adanya usaha dari petani agar hasil panennya sesuai harapan.
"Kami tidak melawan takdir Tuhan, setidaknya kita berusaha dengan mengadakan pembasian tikus ini," ujar Dwi Agung di sela-sela kegiatan.
Dwi Agung berharap, gropyokan tikus itu bisa meminimalisir serangan hama tikus di wilayah itu. "Biasanya 1 ubin bisa panen kwinyal, jika terkena tikus hanya bisa panen 70 persen, setidaknya dengan gropyokan tikus ini bisa membuat aman padi, dengan hasil melimpah. Utamanya bisa mewujudkan tanam serta panen bersama," tambahnya.
Untuk membasmi hama tikus tersebut, warga bersama anggota TNi dibagi dalam beberapa kelompok. Warga memanfaatkan siswa obat tikus hasil germas tahun 2010. Mereka melakukan pengasapan dengan obat tersebu diseluruh lubang yang diduga sebagai sarang tikus, agar mati atau pergi dari areal persawahan itu.
PPL wibi pangen jurutengah Hariyanto, mengatakan, gropyokan pengendalian hama tikus itu dilakukan diwaktu awal musim tanam MT kedua. "Daerah ini merupakan Endemis tikus, saat tanam banyak tikus, dan merusak pembenihan saat awal musim tanam," katanya.
Menurutnya, selama ini, warga hanya melakukan upaya dengan cara tradisional dalam pembasmian hama tikus. "Petani biasanya saling injeng-injengan untuk mengawali tanam, karena takut serangan tikus, sehingga musim tanam menjadi mundur, akhirnya tidak bisa tanam serentak," ungkapnya.
Agar petani sadar dan membuat serentak baik dimusim tanam serta musim panen, pihaknya mengajak petani melakukan langkah upaya pembasmian tikus dengan cara gropyokan bersama. Sehingga warga menjadi tidak takut lagi jika ada serangan tikus diawal musim tanam.(baj)
Dwi Agung berharap, gropyokan tikus itu bisa meminimalisir serangan hama tikus di wilayah itu. "Biasanya 1 ubin bisa panen kwinyal, jika terkena tikus hanya bisa panen 70 persen, setidaknya dengan gropyokan tikus ini bisa membuat aman padi, dengan hasil melimpah. Utamanya bisa mewujudkan tanam serta panen bersama," tambahnya.
Untuk membasmi hama tikus tersebut, warga bersama anggota TNi dibagi dalam beberapa kelompok. Warga memanfaatkan siswa obat tikus hasil germas tahun 2010. Mereka melakukan pengasapan dengan obat tersebu diseluruh lubang yang diduga sebagai sarang tikus, agar mati atau pergi dari areal persawahan itu.
PPL wibi pangen jurutengah Hariyanto, mengatakan, gropyokan pengendalian hama tikus itu dilakukan diwaktu awal musim tanam MT kedua. "Daerah ini merupakan Endemis tikus, saat tanam banyak tikus, dan merusak pembenihan saat awal musim tanam," katanya.
Menurutnya, selama ini, warga hanya melakukan upaya dengan cara tradisional dalam pembasmian hama tikus. "Petani biasanya saling injeng-injengan untuk mengawali tanam, karena takut serangan tikus, sehingga musim tanam menjadi mundur, akhirnya tidak bisa tanam serentak," ungkapnya.
Agar petani sadar dan membuat serentak baik dimusim tanam serta musim panen, pihaknya mengajak petani melakukan langkah upaya pembasmian tikus dengan cara gropyokan bersama. Sehingga warga menjadi tidak takut lagi jika ada serangan tikus diawal musim tanam.(baj)
Berita Terbaru :
- Pemkab Kebumen Siap Sukseskan GMIE 2045
- Inpres Efisiensi dan Opsen PKB, Ketua DPRD Jateng Sumanto Minta Pemda Optimalisasi PAD
- Sikapi Kebijakan Opsen Pajak, Sumanto Dorong Pemprov Kreatif Optimalkan Pendapatan
- Banyak Yang Mangkrak, DPRD Jateng Upayakan Peningkatan Balai Pertanian dan Peternakan
- Ramadan, Perajin Peci di Alian Banjir Orderan
- Siap Sambut Lebaran 2025, Progres Perbaikan Jalan di Jateng Capai 95 Persen
- Senangnya Syahira Putri Dapat Bantuan Kaki Palsu dari Kapolres