IMAM/EKSPRES |
Saat ini sudah banyak warga yang menggunakan alat perontok jagung sederhana. Mesin tersebut sangat praktis, ukurannya tidak terlalu besar dan suaranya tidak bising. Pembuatannya tergolong mudah, dan bahannya hanya cukup menggunakan dinamo, kayu dan karet ban. “Bahannya murah, apalagi kalau menggunakan bahan bekas,” kata Fathur Rohman (19) salah satu warga Rt 2 RW 4 Desa Klegenrejo Kecamatan Klirong mengatakan, belum lama ini.
Dijelaskannya, pada bagian ujung dinamo yang berputar, diberi kayu berbentuk slinder yang tepi-tepinya telah diberi karet ban. Dinamo lantas diletakan pada papan. Hal ini dilakukan agar dinamo dapat diam dan tidak bergerak. Setelah itu pada bagian papan diberi saklar yang akan mempermudah ketika menghidupkan dan mematikan. Adapun cara pengguaanya sangat simpel, jagung cukup diletakkan pada bagian yang berputar, maka secara otomatis butiran jagung akan terlepas dari janggalnya.
“Saya sendiri mengunakan dinamo bekas pompa air,” jelasnya.
Menurutnya, dulu pada awalnya masyarakat selalu merontokan jagung dengan menggunakan tangan. Namun lama-lama kebiasaan tersebut berubah. Masyarakat mulai merontokan jagung dengan menggunakan sepeda. Teknisnya hampir sama yaitu jagung diletakkan pada sesuatu yang beputar dan berlapis ban. Sedangkan untuk memutarnya masih manual menggunakan tangan. Seiring dengan berjalannya waktu masyarakat kemudian membuat dengan menggunakan mesin dinamo sebagai motor penggerak. Untuk energinya menggunakan listrik. “Sekarang hampir semuanya sudah mengunakan dinamo,” paparnya.
Pengunaan mesin ini sambungnya, sudah marak dilakukan kurang lebih satu terakhir. Dengan mengunakan mesin maka proses perontokan hanya memerlukan waktu singkat, dan juga sedikit menggunakan tenaga. Imbasnya setelah panen jagung maka para petani dapat segera mengurus sawah untuk merawat tanaman padi. “Mesin memang digunakan untuk membantu mempercepat pekerjaan manusia. Dengan menggunakan teknologi tepat guna dibidang pertanian maka tentunya akan memajukan petani,” bebernya. (mam)