• Berita Terkini

    Jumat, 31 Juli 2015

    Widodo Sunu Minta TNI AD Hentikan Sementara Pembangunan Pagar di Kawasan Urut Sewu

    imam/ekspres
    KEBUMEN(kebumenekspres.com)-Koordinator aksi unjuk rasa warga urut sewu, Widodo Sunu Nugroho mengaku sangat menyesalkan insiden bentrok yang terjadi saat aksi unjuk rasa menentang pembangunan kawat berduri oleh TNI di wilayah pantai Desa Lembupurwo Kecamatan Mirit, Kamis (30/7/2015). Dia lantas meminta  pasukan TNI untuk mundur dan menghentikan sementara program pemagaran hingga persoalan sengketa tersebut selesai.

    “Kalau belum ada penyelesaian di atas meja, saya berharap pemagaran ini dihentikan dulu,” jelas pria yang juga Ketua Urut Sewu Bersatu (USB) yang juga Kepala Desa Wiromartan Kecamatan Mirit itu.

    USB adalah paguyuban yang dibentuk sejumlah warga desa dan kecamatan di wilayah selatan Kebumen (urut sewu) untuk menyuarakan penolakan rencana menjadikan kawasan tersebut sebagai kawasan pertahanan dan keamanan (hankam). Warga meminta kawasan urut sewu dipergunakan sebagai kawasan pertanian dan pariwisata.

    Seperti diberitakan sebelumnya ratusan warga, termasuk wanita mendatangi kawasan pantai Desa Lembupurwo Kecamatan Mirit, Kamis (30/7). Mereka menggelar aksi unjuk rasa menolak pembangunan pagar kawat berduri yang tengah dibangun anggota TNI. Suasana memanas dan seorang pendemo terkena pukulan tongkat anggota TNI. Pria bernama Rubino itu dilarikan ke Puskesmas Kecamatan Mirit.

    Menurut keterangan dari salah satu perawat Puskesmas Mirit Sigit Prasetyo kondisi pasien tidaklah parah. Rubino hanya mengalami shock dan memar akibat pukulan benda tumpul.  Kemungkinan saat itu kondisinya sedang tidak fit sehingga tensi darahnya sempat turun sampai 80. “Kita sudah memberikan obat dan oksigen untuk bantuan pernafasan, mudah-mudahan dalam waktu singkat dia akan cepat pulih,” katanya.(mam/cah)


    Ini kronologi bentrok antara peserta unjukrasa dan TNI di kawasan Pantai Lembupurwo Kecamatan Mirit:
    (sumber: akun facebook Setro Jenar  diambil seperlunya dan digabungkan dengan pantauan wartawan Kebumen Ekspres di lokasi)



    Rabu, 29 Juli 2015

    07.00 – 08.00 : Kedatangan alat berat, buldozer-eskavator di Koramil Mirit;
    Penyampaian informasi bahwa akan ada pemagaran di zona pesisir;

    09.00 – 12.00 : Warga bersiap mengantisipasi pemagaran, tetapi pihak    militer belum jadi melakukan aktivitasnya;
                          Warga bubar dan pada malam harinya mendapat info akan ada pemagaran keesokan harinya.

    Kamis, 30 Juli 2015

    09.00            : Kedatangan truk material pemagaran ke zona pesisir, info pengiriman material melalui jalur wisata, dekat kantor balai desa Lembupurwo ke arah Selatan.



    09.00 - 10.00 : Masyarakat yang mengantisipasi di jalur sebelah Barat, bergerak ke lokasi pemagaran dan mendapati sebagian truk pengangkut material telah membongkar muatannya;
                          Masih ada sekitar 4 truk yang belum masuk ke lokasi yang kemudian diusir pergi oleh warga.

    11.00 – 11.30 : Masyarakat berhadap-hadapan dengan kesatuan militer dari Yonif 403 yang memang diterjunkan ke lokasi

                          Ada orasi dari warga yang membawa megaphone, sempat ada “penjelasan” pihak militer tentang aktivitas di hari itu; tetapi tidak diindahkan warga.seluruhnya.

                          Masyarakat  yang datang ke lokasi terdiri dari petani, pemuda desa, perempuan; termasuk massa solidaritas dari desa Wiromartan, Mirit, Tlogodepok, Kaibon Petangkuran, Ambalresmi, Entak, Setrojenar, Ayamputih;


    11.30 – 12.00 : Masyarakat menggelar tahlil dan doa bersama di lokasi pemagaran, jumlah massa sekitar 100-an orang;

                          Pada saat tahlilan digelar, berdatangan lah massa dari desa-desa lainnya;

    12.00 – 13.00 : Setelah tahlilan selesai diketahui ada penambahan jumlah pasukan TNI sebanyak 2 truk, namun dihadang masyarakat yang melarang militer masuk

    13.00 – 14.00 : Pasukan TNI mulai bergerak melakukan penggalian pondasi pagar;

                          Masyarakat bergerak mendekat dan dihadang oleh kesatuan Zipur tetapi massa berhasil menembus hadangan militer;

                          Jumlah personel militer ditengarai berasal dari 2 satuan, Zipur dan Yonif 403; sebanyak 400-500an personel;

                          Masyarakat berkonsentrasi di ujung timur galian pondasi yang sempat telah tergali sepanjang 50 meter.

    14.00 – 15.00 : Peserta aksi unjuk rasa perempuan turun ke jalur lubang galian pondasi dengan tujuan menghentikan penggalian dan diikuti  peserta lainnya. Terjadi aksi dorong-mendorong yang berlanjut dengan pemukulan dan tindakan kekerasan lainnya yang dilakukan pasukan militer;


    Satu orang warga , Rubino, 30 tahu, jatuh pingsan karena kena pukul toya dan kehilangan 1 unit HandPhone merk Sony-Ericsson.  Korban dirawat di Puskesmas Mirit.

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top