wiwid arif/magelang ekspres |
MAGELANG SELATAN –Sebanyak 115 orang putra dan putri mendaftar dalam ajang kontes duta wisata (Duwis) Kota Magelang tahun 2015. Saat ini, peserta tengah mengikuti seleksi tahap awal administrasi, pengukuran tinggi, dan pengukuran berat badan.
Kepala Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Disporabudpar), Hartoko mengatakan, 15 pasang atau 30 orang sudah terpilih untuk mengikuti seleksi selanjutnya berupa tes tulis dan wawancara. Kemarin (6/8/2015), puluhan calon putra dan putri terbaik se-Kota Magelang itu sedang menjalani tes tertulis di Aula Bappeda setempat.
Menurut Hartoko, ke-30 peserta ini selanjutnya akan berkompetisi dalam babak final. Namun sebelumnya, Jumat (7/8) atau hari ini, mereka wajib mengikuti pembekalan dan tes tertulis.
Dia menyebutkan, adanya tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan dan pengetahuan para peserta. Selanjutnya, uji kemampuan speaking melalui tes wawancara, agar sosok duta wisata terpilih benar-benar kompeten dan siap melanjutkan tugas. ”Antusiasme anak-anak untuk mengikuti seleksi duta wisata tahun ini cenderung meningkat dibanding tahun lalu yang hanya 90 pendaftar,” kata Hartoko.
Ia menambahkan, ada beberapa peserta yang ikut dalam kompetisi ini merupakan wajah lama yang pernah berkompetisi tahun lalu. ”Seperti Rela Ananta (25) yang ikut
seleksi dua kali ini. Sepertinya ia tidak mau menyerah sampai menjadi juara. Kami sangat mengapresiasi peserta yang penuh semangat mengikuti kontes duta wisata ini,” paparnya.
Sementara itu, Putra Duta Wisata Kota Magelang 2014, Purwo Nurhidayat mengemukakan, jumlah peserta tahun ini memang lebih banyak. Bagi juri, hal ini memberi sedikit kemudahan dalam memilih para calon juara.
”Kalau saya rasakan, seleksi tahun ini akan lebih berat. Selain persaingan makin sengit, kriteria juga tambah ketat. Apalagi, setelah juri tingkat provinsi ingin para peserta mampu membawakan tembang mocopat khas budaya Jawa,” paparnya.
Alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta itu mengungkapkan, peserta dituntut menguasai tembang macapat dan budaya Jawa pada umumnya. Termasuk harus mampu
berbahasa Jawa dengan baik dan benar, selain juga bahasa Indonesia dan Inggris.”Bagi yang menguasai macapat dan bahasa Jawa, peluang menangnya sangat besar. Untuk itu, dalam pemilihan tingkat kota ini kami akan pilih peserta yang bagus dalam berbahasa Jawa, Indonesia, dan Inggris,” ungkapnya.
Menurut Purwo, duta wisata sudah harus lepas dari persepsi tinggi, langsing, putih, dan cantik. Duta wisata justru harus memiliki inner beauty, bakat, dan attitude yang baik. Termasuk mampu menjadi konektor yang bagus dengan pemerintah.”Kami harap para peserta ini sudah memiliki beberapa kriteria itu, sehingga lebih mudah memilihnya.Tentunya harapan kami mampu menang di tingkat provinsi nantinya,” kata dia. (wid)