SUDARNO AHMAD/EKSPRES |
Jelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-70 Kemerdekaan Republik Indonesia, sejumlah jalan protokol di Kota Kebumen memang mulai diramaikan pedagang bendera. Meski sudah berulang kali dilarang petugas, namun pedagang musiman ini bersikeras jualan di atas trotoar jalan. Selain menempati trotoar, mereka juga tampak menggelar dagangannya di taman, depan perkantoran, jembatan serta ruang terbuka hijau.
Kasi Ketertiban dan Kententraman Masyarakat Satpol PP Kebumen, Kusmanto, mengatakan apa pun jenis jualannya, trotoar harus bebas dari PKL, termasuk bendera. Berdagang di atas trotoar tidak dibenarkan. "Kita tidak melakukan penyitaan, tetapi kita meminta kepada para pedagang agar mencari lokasi lain untuk berjualan," kata Kusmanto, saat memimpin penertiban di Jalan Pahlawan Kebumen, kemarin.
Namun, ia menegaskan sesuai aturannya setiap kegiatan ataupun berjualan yang memakan bahu jalan seperti itu dilarang, termasuk penjual bendera ini. Mereka, kata dia, tidak dibenarkan berjualan di trotoar jalan.
Terlebih lagi, katanya, pedagang musiman yang berjualan di sepanjang jalan protokol di dalam kota itu dapat merusak pemandangan kota. "Ya, sepanjang jalan dalam kota dan setiap trotoar tidak dibenarkan berjualan," ungkapnya.
Ia menambahkan, selain menertibkan PKL. Satpol PP juga menertibkan spanduk yang dipasang melintang jalan, dipaku di pohon, hingga yang tidak berizin maupun masa izinnya telah habis.
Pantauan di lapangan, hampir di semua jalan protokol ada pedagang yang berjualan bendera. Seperti di Jalan Pahlawan seputar Alun-alun, depan Kantor Telkom, depan kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, depan Kantor Dinas ESDM SDA, depan Pasar Tumenggungan. Selanjutnya, di Jalan Kolonel Sugiyono, Jalan Pemuda, Jalan A Yani, Jalan Kutoarjo, Jalan Tentara Pelajar, hingga Jalan HM Sarbini.
Dari semua pedagang tersebut, ternyata mereka semuanya berasal dari daerah Garut, Jawa Barat. Euis Rohayati, salah satu pedagang bendera di Jalan Pahlawan, mengaku rutin berjualan bendera setiap tahunnya di Kebumen. Mereka secara berombongan datang dari Garut di awal Agustus. "Kita setiap tahun jualan disini, biasanya pulang ke Garut sekitar tanggal 15 (Agustus)," ungkapnya.
Menurutnya, lokasi tempatnya berdagang merupakan lokasi strategis untuk menjual bendera. Selain menjual bendera, ia juga menjual umbul-umbul dan aksesoris HUT RI lainnya. "Harganya macem-macem, utk bendera loga garuda sekitar Rp 125 ribu, bendera sama umbul mulai dari Rp 15 ribu," ujarnya.(ori)