• Berita Terkini

    Minggu, 23 Agustus 2015

    Jatuh Korban pada Unjuk Rasa Urut Sewu, Seniman Ucapkan Selamat

    cahyo/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Untuk kesekian kalinya unjuk rasa menolak keberadaan TNI AD di wilayah selatan (urut sewu) Kebumen terjadi. Sekitar 150 warga, termasuk di dalamnya wanita, menggelar demonstrasi di kawasan Pantai Desa Wiromartan Kecamatan Mirit Sabtu (22/8/2015).

    Kedatangan mereka kali ini untuk menghadang pembangunan pagar TNI AD. Unjuk rasa itu lantas berujung bentrok. Akibatnya, 6 orang menderita luka berat sementara lainnya harus dirawat di Puskesmas Mirit.

    "Dengan adanya kejadian ini (bentrok dan menimbulkan korban) saya ingin mengucapkan selamat kepada pemerintah. Apa yang mereka inginkan tampaknya sekarang sudah terwujud," kata Ketua Forum Petani Kebumen Selatan (FPPKS) Seniman, Sabtu siang.

    FPPKS sendiri merupakan lembaga bentukan warga di sejumlah desa di wilayah Kebumen selatan (urut sewu) dan dikenal paling nyaring menyuarakan penolakan terhadap keberadaan TNI AD di Kebumen. Namun sejak dibentuk pada tahun 2010 lalu, upaya FPPKS, serta lembaga masyarakat lainnya seperti Urut Sewu Bersatu (USB) tampaknya belum mendapatkan respon positif dari pemerintah.

    Seniman sendiri tak menjelaskan maksud ungkapannya itu. Apakah ia bermaksud mempertanyakan komitmen pemerintah untuk menyelesaikan persoalan urut sewu atau ketidakberdayaan warga urut sewu lepas dari persoalan yang mereka hadapi.

    Catatan kebumenekspres.com, FPPKS dan USB berkali-kali membawa masyarakat untuk beraudiensi dengan Pemkab dan DPRD Kebumen bahkan Presiden Joko Widodo pada 2014 lalu. Namun disaat bersamaan, aksi unjuk rasa masih terjadi.

    Benih konflik di urut sewu sendiri sudah terasa pada tahun 2007. Merasa terancam dengan keberadaan TNI, warga sejumlah desa mencabut patok milik TNI AD. Sejak saat itu konflik meruncing dan pecah menjadi bentrok pada tahun 2011 dimana belasan pengunjuk rasa luka-luka.

    Situasi kembali memanas saat TNI AD membangun pagar pembatas di kawasan lapangan tembak TNI AD sepanjang 22,5 km selebar 500 meter dari Desa Wiromartan Kecamatan Mirit di sebelah timur hingga Desa Ayamputih Kecamatan Buluspesantren di sebelah Barat. Warga yang menyatakan penolakan berkali-kali menggelar aksi unjuk rasa.

    Di awal tahun 2015, perusakan patok kembali terjadi di wilayah Desa Ayamputih Kecamatan Buluspesantren. Hingga kemudian pada Sabtu siang tadi pecah bentrokan dengan TNI AD. (cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top