ALI MAHMUDI/RADAR KUDUS |
Pemugaran ini bertujuan untuk menata kawasan tersebut. Pasalnya, lokasi situs sejarah bagian dari era kejayaan Kerajaan Majapahit di Lasem tersebut, digadang menjadi tujuan wisata kecamatan setempat.
Pj Kades Suwondo menyebutkan, pemugaran dilakukan swadaya masyarakat. Kegiatan itu setelah berkonsultasi dan mencari masukan dari forum komunikasi masyarakat sejarah (Fokmas) selaku lembaga pemerhati dan pelestari warisan sejarah.
”Bangunan juga sudah tua. Penataan ini sebagai bentuk penghargaan terhadap peninggalan sejarah,” terangnya.
Dia mengaku, sempat ragu mewujudkan perbaikan karena membutuhkan anggaran cukup besar sekitar Rp 10 juta. Namun, setelah berembuk warga, akhirnya mendukung. ”Kami pun dibantu dicarikan donasi dari Fokmas,” katanya.
Terpisah, Ketua Fokmas Ernantoro menjelaskan, sejauh ini lembaganya meyakini kebenaran adanya persemayaman Abu Layon Dewi Indu atau Raja Lasem berada di Desa Gowak. Itu dikuatkan sesuai buku Badra Santi. ”Di sana selain berisi kumpulan catatan sejarah, juga terdapat lokasi dan peta makam Raja Lasem dan keluarganya,” terangnya.
Disebutkan, dalam buku tersebut secara lengkap memuat tulisan sejarah era Hayam Wuruk didaulat menjadi Raja Majapahit pada 1351 Masehi. Termasuk memutuskan mengangkat saudara sepupunya Dewi Indu memimpin Kerajaan Lasem yang masih bagian dari Majapahit. ”Raja Indu sesuai catatan dalam buku Badra Santi meninggal pada tahun 1384 Masehi,” katanya
Toro berharap setelah atap dan bagian dinding persemayaman Dewi Indu diperbaiki, tentunya pemerintah daerah turut membantu perawatan. ”Tempat ini memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi. Kami berharap ke depan tempat ini juga bisa menjadi lokasi kunjungan wisata di Kecamatan Lasem,” imbuhnya. (ali/hil)