• Berita Terkini

    Selasa, 01 September 2015

    Mbah Kaeri, Jemaah Haji Tertua di Kebumen

    Nabung Puluhan Tahun, Akhirnya Naik Haji

    SUDARNO AHMAD/EKSPRES
    Mohammad Kaeri Madyasa (94), seorang lansia yang tinggal di RT 02 RW 01 Desa Klepusanggar, Kecamatan Sruweng, akhirnya bisa naik haji. Dengan tekad, niat, dan semangat beribadah, Kaeri yang hanya berprofesi sebagai buruh tani, berhasil mewujudkan mimpinya berangkat haji pada tahun ini.
    -----------------------------
    SUDARNO AHMAD NASHORI,Kebumen
    -----------------------------
    MBAH Khaeri mengaku sudah hampir putus asa untuk bisa menunaikan rukun Islam kelima itu. Baginya yang hanya seorang petani serabutan, ongkos naik haji sangatlah mahal. Mustahil baginya untuk dapat pergi ke baitullah. Namun berkat usaha kerasnya, Kaeri mampu melunasi ongkos haji tersebut dan tahun ini sudah terdaftar calon jamaah haji asal Kabupaten Kebumen.

    Kaeri mengaku sudah memiliki niat berhaji sejak dirinya masih muda. Namun keinginannya tersebut baru bisa terlaksana tahun ini. Setelah berpuluh-puluh tahun menyisihkan penghasilannya sedikit demi sedikit. Ia pun rela berhemat dan hidup sangat sederhana demi mencapai mimpinya itu. "Tapi ternyata masih kurang duitnya untuk melunasi. Untung ada saudara mau nutupi, Alhamdulillah bisa berangkat tahun ini," tutur Kaeri, yang penglihatan dan pendengaranya masih berfungsi normal.

    Dalam kesehariannya, Kaeri adalah seorang petani serabutan. Selain menggarap sawahnya sendiri yang tak seberapa luas, ia juga terpaksa membantu menggarap sawah milik tetangga.

    Karena hasil dari sepetak sawahnya tidak mampu mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarga. Kaeri juga memelihara beberapa ekor ayam kampung. Kakek lansia ini tinggal bersama istri, anak dan  empat cucunya. Tak banyak perabot di dalam rumah sangat sederhana.

    Demi menabung untuk berhaji, ia dan anak cucunya tidak pernah membeli perabotan maupun peralatan yang benar-benar tidak diperlukan. "Memang orang nggak punya. Untuk makan sehari-hari ya seadanya," ujarnya.

    Karena keterbatasan biaya, Kaeri pun berangkat sendiri. Tak ada keluarga yang ikut berangkat menemani Kaeri di Tanah Suci. Kaeri sendiri mengaku pernah putus asa dan memupus keinginannya. Ia merasa tidak akan pernah mampu memenuhi biaya ke Tanah Suci yang baginya sangat mahal. Apalagi hampir setiap tahunnya mengalami kenaikan. Dengan kerja kerasnya dan dukungan dari keluarga, kakek satu anak dan empat cucu ini pada tahun 2010 berhasil mendaftar dan mendapat nomor urut keberangkatan.

    Keinginannya untuk berhaji pun beberapa kali diuji. Pada 2013 sempat akan berangkat karena masuk dalam kuota prioritas jamaah haji lansia mengingat usianya yang lebih dari 80 tahun. Tetapi karena ada pembangunan komplek Masjidil Haram, kuota haji Indonesia pun dipangkas hingga 20 persen. Hal itu berdampak pada pencoretan nama Kaeri sebagai jamaah haji 2013.

    Pada musim haji tahun 2014, kejadian serupa pun muncul. Namanya tidak masuk dalam daftar jamaah haji dari Kebumen. Dengan berbagai pengalamannya itu, pada tahun ini, Kaeri mengaku sempat pasrah dan bersiap untuk berangkat tahun 2016. Namun, ternyata datang surat pemberitahuan dari Kementerian Agama yang memberitahukan namanya tercatat sebagai calon jamaah haji tahun 2015 ini.

    Ia berharap setelah pulang berhaji dapat menjadi haji yang mabrur. "Mudah-mudahan saya haji mabrur, "imbuhnya.

    Secara administrasi Kaeri tercatat berusia 89 tahun. Namun, ia mengaku usianya sudah mencapai 94 tahun. Menurutnya, da kekeliruan dalam pencatatan data di desanya saat ia masih duduk di sekolah rakyat. Hingga sejak itu usianya tercatat lebih muda 5 tahun dari sesungguhnya. Dengan usianya ini, Mohammad Kaeri Madyasa menjadi calon haji tertua dari 865 jamaah haji asal Kabupaten Kebumen tahun ini.(*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top