CILACAP - Komplek makam Daun Lumbung, Kelurahan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan mendadak ramai didatangi ratusan orang, Jumat (31/7/2015) pagi. Ratusan penganut aliran kepercayaan ini, telah berjalan kaki sejauh 30 kilometer lebih. Tanpa alas kaki, mereka berjalan beriringan dengan mengenakan pakaian khas adat jawa.
Pada komplek pesarehannya yang memiliki luas sekitar 1000 meter persegi yang ditumbuhi sejumlah pohon berusia ratusan tahun itu, merupakan pesarehan yang berumur tua. Didalam pesarehan itu terdapat juga makam sejumlah juru kunci dan kerabatnya
Majelis luhur yang juga tokoh adat anak putu Daun Lumbung, Wangsa Adi Karya mengatakan, kegiatan yang digelar ini merupakan tradisi punduhan. Ritual kepercayaan digelar pada Jumat kedua setelah lebaran. Para penganut aliran kepercayaan yang datang berasal dari Desa Kalikudi dan Desa Welahan Kecamatan Adipala. "Kita berangkat sejak jam lima pagi, kemudian sampai di makam Daun Lumbung malam. Setelah itu, kita berdzikir dan berdoa," ujarnya.
Pada pagi harinya, kata dia, kegiatan dilanjutkan dengan membersihkan serta merawat komplek makam Daun Lumbung. Menurutnya, merawat, menjaga makam leluhur merupakan salah satu kewajiban dari penganut aliran kepercayaan beserta keturunanya. Hal itu juga dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta maupun leluhur.
Maka, dalam kegiatan ini ada upacara selamatan dengan menyembelih delapan ekor kambing. "Yang datang ada ratusan, kita setiap tahun melaksanakan kegiatan ini," ungkapnya.
Tidak jelas kapan tradisi bersih-bersih di Daun Lumbung itu mulai dilakukan. Karena sebagian besar warga Daun Lumbung mengaku hanya meneruskan apa yang sudah dilakukan para nenek moyangnya. “Tidak ada tuntunan tertulis untuk melaksanakan tradisi itu, sehingga tradisi itu hanya dilakukan secara turun-temurun,” katanya. (adi)
Pada komplek pesarehannya yang memiliki luas sekitar 1000 meter persegi yang ditumbuhi sejumlah pohon berusia ratusan tahun itu, merupakan pesarehan yang berumur tua. Didalam pesarehan itu terdapat juga makam sejumlah juru kunci dan kerabatnya
Majelis luhur yang juga tokoh adat anak putu Daun Lumbung, Wangsa Adi Karya mengatakan, kegiatan yang digelar ini merupakan tradisi punduhan. Ritual kepercayaan digelar pada Jumat kedua setelah lebaran. Para penganut aliran kepercayaan yang datang berasal dari Desa Kalikudi dan Desa Welahan Kecamatan Adipala. "Kita berangkat sejak jam lima pagi, kemudian sampai di makam Daun Lumbung malam. Setelah itu, kita berdzikir dan berdoa," ujarnya.
Pada pagi harinya, kata dia, kegiatan dilanjutkan dengan membersihkan serta merawat komplek makam Daun Lumbung. Menurutnya, merawat, menjaga makam leluhur merupakan salah satu kewajiban dari penganut aliran kepercayaan beserta keturunanya. Hal itu juga dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur kepada sang pencipta maupun leluhur.
Maka, dalam kegiatan ini ada upacara selamatan dengan menyembelih delapan ekor kambing. "Yang datang ada ratusan, kita setiap tahun melaksanakan kegiatan ini," ungkapnya.
Tidak jelas kapan tradisi bersih-bersih di Daun Lumbung itu mulai dilakukan. Karena sebagian besar warga Daun Lumbung mengaku hanya meneruskan apa yang sudah dilakukan para nenek moyangnya. “Tidak ada tuntunan tertulis untuk melaksanakan tradisi itu, sehingga tradisi itu hanya dilakukan secara turun-temurun,” katanya. (adi)