• Berita Terkini

    Sabtu, 01 Agustus 2015

    Musik Dandgdut Redakan Unjuk Rasa Menolak Pagar TNI AD

    cahyo/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Setelah sempat mereda, ratusan warga desa di Kecamatan Mirit kembali menggelar unjuk rasa menolak pembangunan pagar oleh TNI AD di kawasan pantai Desa Lambupurwo kecamatan setempat, Sabtu siang tadi (1/8/2015).

    Massa sekitar 300 orang itu datang sekitar pukul 10.00 WIB. Mereka yang datang dari arah pemukiman penduduk itu bergerak menuju lokasi puluhan TNI yang tengah memasang pondasi dan membangun pagar sekitar 500 meter arah utara dari pantai Lembupurwo.

    Di tengah perjalanan, massa dihadang sekitar 154 personel Pasukan Huru Hara (PHH) dari Batalyon 403 Kodam IV/ Diponegoro yang berjaga di jalan menuju Pantai Laguna Lembupurwo. Anggota TNI itu membawa tameng dan pentungan dan pelindung badan.

    Peserta aksi unjuk rasa berhadapan dengan barikade pasukan anti huru hara. Masssa lantas menggelar orasi. Koordinator aksi Widodo Sunu Nugroho dalam orasinya kembali meminta TNI menghentikan pembangunan pagar untuk sementara sebelum tercapai kesepakatan di antara kedua belah pihak, petani dan TNI AD. "Rakyat tetap menolak pemagaran oleh TNI AD," serunya melalui pengeras suara.

    Seruan itu dibalas dari pihak TNI AD yang menolak menghentikan pembangunan pagar. Menurut TNI AD, pembangunan pagar tak bisa dihentikan karena merupakan program nasional untuk mengamankan aset-aset negara. "Meskipun ada pagar, warga tetap boleh menggarap lahan pertanian," katanya.

    Negosiasi melalui pengeras suara itu berakhir buntu dan tidak ada kesepakatan. Massa yang mulai tak sabar berteriak-teriak sementara pasukan TNI AD bersiaga dan harus berkali-kali diingatkan untuk menahan diri. Saat suasana makin memanas, dari dalam barikade TNI terdengar bunyi musik dangdut yang sangat keras sehingga meredam orasi dari pengunjuk rasa. Kerasnya musik akhirnya membuat massa berhenti berteriak.

    Mereka lantas mundur. Setiap kali suasana memanas, TNI kembali menyetel musik keras dan massa kembali mundur. Sektitar pukul 12.00, massa bergerak ke arah barat bersama-sama setelah mendengar ada komando yang mengatakan, ada sekelompok massa lain yang sudah menunggu. Gerakan ini diikuti para anggota TNI AD.

    Dua kubu berseberangan itu kemudian bergerak bersama-sama. Sepanjang perjalanan yang juga merupakan lahan pertanian, para peserta unjuk rasa meledek Anggota TNI yang kemudian dibalas dengan acungan tongkat. Berkali-kali, seruan untuk menahan diri diteriakkan bagi para anggota Batalyon 403 Kodam IV/ Diponegoro.

    Sebelum suasana memanas, pasukan TNI ditarik mundur. Tak berapa lama, sekitar pukul 12.30 WIB, massa membubarkan diri.  (cah)






    Berita Terbaru :


    Scroll to Top