darno/radmas |
Tingginya antusiasme warga, mereka turun ke sungai meski parak iwak belum dimulai. Warga tidak hanya tertarik memperoleh ikan, namun juga door prize berupa televisi, sepeda gunung dan uang jutaan rupiah bagi yang bisa menangkap ikan bertanda khusus.
“Kita sudah menyiapkan kurang lebih 200 personil untuk menjaga ketertiban acara, namun petugas tidak mampu mengendalikan orang yang jumlahnya puluhan ribu. Mereka menceburkan diri ke sungai untuk mendapatkan ikan yang ditebar oleh panitia. Meski tidak tertib secara pelaksanaan namun ini merupakan wujud antusia dari warga untuk menyaksikan dan mengikuti acara Parak Iwak,” kata Ketua Panitia Fastival Serayu Banjarnegara 2015, Hadi Supeno.
Pesta Parak Iwak dimulai dengan pengambilan ikan di tujuh telaga di Dataran Tinggi Dieng lalu dimasukkan ke tujuh kendi, lalu diarak dari
Dieng menuju tepi Sungai Serayu.
Bupati Banjarnegara Sutedjo Slamet Utomo mengatakan parak iwak merupakan kegiatan yang telah banyak dinanti masyarakat baik di Banjarnegara maupun warga di sekitar Banjarnegara.
Kegiatan yang diambil dari kegiatan tradisional warga masyarakat Banjarnegara yang dahulu dikenal dengan gogoh iwak saat ini telah banyak di kenal masyarakat dengan nama parak iwak. “Parak Iwak telah menjadi kegiatan masyarakat, hal tersebut terlihat pada lomba parak iwak di tingkat RT, RW maupun Desa dengan beraneka
media baik buatan maupun menggunakan sungai kecil dilingkungan masing-masing dengan menggunakan beragai jenis ikan air tawar,” kata Sutedjo.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang juga hadir dalam helatan tersebut mengingatkan pentingnya merawat sungai. “Sungai harus dirawat sebagai sumber kehidupan manusia , kita harus bergotong royong dan berparitispasi untuk menjaga sungai agar tetap lestari dengan biotanya yang bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” kata Ganjar Ganjar juga meminta warga untuk memelihara sungai sebagai sumber kehidupan, dengan melakukann konservasi di daerah hulu, bagian tengah
sungai sebagai sumber kehidupan masyarakat.
“Mengambil pasir boleh asal jangan berlebihan, begitu juga menangkap ikan boleh asal jangan memakai peralatan yang bisa merusak ekosistem di sungai. Sedangkan untuk daerah hilir kita jaga agar jangan sampai terjadi sedimentasi yang berlebihan, sehingga bisa dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan yang lebih besar,” tambah Ganjar.(drn)