IMAM/EKSPRES |
Kondisi tersebut diperparah dengan maraknya masyarakat yang justru memanfaatkan saluran irigasi untuk tempat pembuangan limbah rumah tangga. “Kalau kemarau pasti seperti ini Mas, kotor dan bau menyengat. Umumnya masyarakat di sini, akan membuat comberan yang dialirkan saluran irigasi,” tutur salah satu warga Kelurahan/Kecamatan Kebumen yang enggan menyebut nama.
Terpisah, Wakil Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) Kebumen Ir Bambang Sunaryo MSi menyayangkan rendahnya kesadaran warga di Kabupaten Kebumen untuk mengelola sampah yang ditandai dengan kebiasaan warga membuang sampah secara sembarangan di saluran irigasi perkotaan.
Menurut Bambang Sunaryo, sektor rumah tangga justru yang memiliki andil terbesar dalam persoalan limbah. "70 persen limbah yang berada di sungai merupakan limbah domestik atau berasal dari rumah tangga. Sisanya baru berupa limbah industri," katanya kepada kebumenekspres.com
Kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat itu tak hanya berpengaruh terhadap pencemaran lingkungan di sekitar namun juga berdampak lebih luas pada daerah aliran sungai di Kebumen. Mengingat, aliran irigasi berujung ke sungai. Akibatnya sungai akan penuh dengan sampah dan tercemar. Bila pembuangan limbah ke sungai terjadi dalam jangka panjang tentu akan berakibat fatal. “Sangat berbahaya, ketika sungai sudah tercemar dan beracun, bisa jadi airnya akan meresap ke sumur yang digunakan untuk konsumsi,” jelasnya. (mam)