Kenakan Kostum Pejuang, Pembobol ATM jadi Dirigen
Hidup dibalik jeruji besi ternyata tak mengungkung jiwa nasionalisme dan patriotisme para tahanan di Mapolres Kebumen. Sebagai bukti, mereka tetap antusias saat mengikuti upacara bendera memperingati HUT ke-70 Kemerdekaan RI, Senin (17/8/2015).
----------------------------
FUAD,Kebumen
-----------------------------
UPACARA bendera dilaksanakan di ruang olahraga rutan Mapolres Kebumen. Meski harus berjejal di ruangan berukuran 2,5 x 7 meter, para tahanan yang berjumlah 26 orang ini tetap khidmat mengikuti detik demi detik upacara.
Sejumlah tahanan bahkan terlihat mengenakan ikat kepala merah putih dengan tetap menggunakan baju tahanan warna orange. Sementara tahanan yang mendapat jatah sebagai petugas upacara mengenakan kostum perjuangan yang disediakan Polres. Ada yang mengenakan baju perawat maupun pejuang.
Beberapa tahanan harus mengikuti upacara di atas kursi roda atau memakai kruk. Tapi itu bukan akting, karena kaki mereka memang benar-benar terluka setelah tertembus timah panas petugas.
Namun karena kondisi yang tak memungkinkan, tak ada pengibaran bendera. Sang saka Merah Putih hanya dibentangkan saja diikuti penghormatan dari seluruh peserta upacara.
Upacara ini dipimpin anggota Binrohtal Polres Kebumen, Aiptu Riyanto. Sementara komandan upacara dijabat Pn, PNS Kejaksaan Negeri Kebumen yang terjerat kasus penggelapan mobil.
Untuk dirigen, ditugaskan kepada Tina (28), tersangka kasus pengganjal ATM yang baru-baru ini ditangkap tim Resmob Satreskrim Polres Kebumen. Sedangkan pembaca Pembukaan UUD 1945 dan pembaca doa diemban oleh tahanan lain.
"Terharu, sangat terharu, saya tidak menyangka akan mengikuti upacara kemerdekaan di tempat seperti ini," kata Pn lirih kepada wartawan.
Patriotisme juga ditunjukkan para tahanan dengan menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Mulai dari 17 Agustus, Halo-halo Bandung hingga Berkibarlah Benderaku.
Kapolres Kebumen AKBP Faizal SIK MH menuturkan, upacara bendera ini adalah bentuk penghormatan hak-hak tahanan sebagai warga negara Indonesia (WNI). "Tidak terkecuali para tahanan. Hak-hak mereka sebagai WNI tetap harus dihormati," tandas Kapolres didampingi Wakapolres Kompol Parasian Herman Gultom.
Pada kesempatan itu, Kapolres juga memompa semangat perjuangan terutama perjuangan untuk tidak kembali terjerumus dalam dosa dan kejahatan.
“Jiwa patriotisme mereka harus terus dibangun agar mereka tidak lagi mengulangi perbuatannya," imbuh Kapolres yang juga mengajak tahanan bergembira dengan lomba makan kerupuk.
Ditambahkan Kapolres, pembinaan kepada para tahanan selalu rutin dilakukan melalui pembinaan rohani dan mental (Binrohtal). "Pembinaan semacam ini sangat penting dilakukan agar mereka semua sadar dengan perbuatan melawan hukum yang telah dilakukan," tutup Kapolres. (*)
uududanaforekspres |
----------------------------
FUAD,Kebumen
-----------------------------
UPACARA bendera dilaksanakan di ruang olahraga rutan Mapolres Kebumen. Meski harus berjejal di ruangan berukuran 2,5 x 7 meter, para tahanan yang berjumlah 26 orang ini tetap khidmat mengikuti detik demi detik upacara.
Sejumlah tahanan bahkan terlihat mengenakan ikat kepala merah putih dengan tetap menggunakan baju tahanan warna orange. Sementara tahanan yang mendapat jatah sebagai petugas upacara mengenakan kostum perjuangan yang disediakan Polres. Ada yang mengenakan baju perawat maupun pejuang.
Beberapa tahanan harus mengikuti upacara di atas kursi roda atau memakai kruk. Tapi itu bukan akting, karena kaki mereka memang benar-benar terluka setelah tertembus timah panas petugas.
Namun karena kondisi yang tak memungkinkan, tak ada pengibaran bendera. Sang saka Merah Putih hanya dibentangkan saja diikuti penghormatan dari seluruh peserta upacara.
Upacara ini dipimpin anggota Binrohtal Polres Kebumen, Aiptu Riyanto. Sementara komandan upacara dijabat Pn, PNS Kejaksaan Negeri Kebumen yang terjerat kasus penggelapan mobil.
Untuk dirigen, ditugaskan kepada Tina (28), tersangka kasus pengganjal ATM yang baru-baru ini ditangkap tim Resmob Satreskrim Polres Kebumen. Sedangkan pembaca Pembukaan UUD 1945 dan pembaca doa diemban oleh tahanan lain.
"Terharu, sangat terharu, saya tidak menyangka akan mengikuti upacara kemerdekaan di tempat seperti ini," kata Pn lirih kepada wartawan.
Patriotisme juga ditunjukkan para tahanan dengan menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Mulai dari 17 Agustus, Halo-halo Bandung hingga Berkibarlah Benderaku.
Kapolres Kebumen AKBP Faizal SIK MH menuturkan, upacara bendera ini adalah bentuk penghormatan hak-hak tahanan sebagai warga negara Indonesia (WNI). "Tidak terkecuali para tahanan. Hak-hak mereka sebagai WNI tetap harus dihormati," tandas Kapolres didampingi Wakapolres Kompol Parasian Herman Gultom.
Pada kesempatan itu, Kapolres juga memompa semangat perjuangan terutama perjuangan untuk tidak kembali terjerumus dalam dosa dan kejahatan.
“Jiwa patriotisme mereka harus terus dibangun agar mereka tidak lagi mengulangi perbuatannya," imbuh Kapolres yang juga mengajak tahanan bergembira dengan lomba makan kerupuk.
Ditambahkan Kapolres, pembinaan kepada para tahanan selalu rutin dilakukan melalui pembinaan rohani dan mental (Binrohtal). "Pembinaan semacam ini sangat penting dilakukan agar mereka semua sadar dengan perbuatan melawan hukum yang telah dilakukan," tutup Kapolres. (*)