• Berita Terkini

    Senin, 24 Agustus 2015

    Tiga Korban Pemukulan TNI AD Masih Dirawat di RSUD

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Enam dari sepuluh korban akibat bentrok TNI AD versus warga di kawasan Pantai Desa Wiromartan Kecamatan Mirit terpaksa dilarikan ke RSUD dr Soedirman,Sabtu (22/8/2015).

    Hingga Minggu (23/8) siang atau satu hari setelah kejadian, para korban itu kondisinya sudah membaik. Bahkan, tiga diantaranya sudah diperbolehkan pulang ke rumah. Mereka yang sudah diperbolehkan pulang masing-masing, Parman (40), Samingan (35) dan Rajab (27).

    Sementara tiga lainnya masih harus menjalani perawatan. Mereka adalah Ratiman, Prayoga dan Widodo Sunu Nugroho.  Dari ketiga orang yang masih dirawat, Widodo Sunu Nugroho yang juga Kepala Desa Wiromartan Kecamatan Mirit mengalami fraktur pada jari kelingkingnya dan harus menjalani operasi pada hari ini, Senin (24/8/2014).

    Ditemui kebumenekspres.com di Bangsal Teratai Ruang D 4-5-6 RS Dr Soedirman Kebumen, Minggu (23/8), selang infus masih tertancap di tangan Widodo Sunu. Sementara, keningnya masih dibalut perban. "Dalam proses pemagaran, TNI tidak memberikan penjelasan kepada kami selaku pemerintah desa. Tidak ada juga penjelasan soal pembangunan pagar," kata Sunu menyoal insiden bentrok Sabtu pagi.

    Disinggung tentang apa yang akan dilakukan setelah ini, Widodo Sunu mengaku tak akan tinggal diam. Terutama terkait tindak penganiayaan yang mendapat pemukulan oleh anggota TNI AD. "Kami akan menempuh jalur hukum," katanya.

    Terpisah, Kepala Desa Lembupurwo Kecamatan Mirit Bagus Wirawan mengaku sangat menyayangkan insiden bentrok yang terjadi di Desa Wiromartan. Menurutnya, tindakan TNI AD yang melakukan pemukulan terhadap pengunjuk rasa merupakan tindakan arogan.

    Dia juga mempertanyakan itikad baik TNI untuk menyelesaikan persoalan tersebut. Dalam audiensi dengan warga masyarakat urut sewu baru lalu, TNI bersikeras tak mau menghentikan pamagaran. "Kami menunggu audiensi lagi dengan TNI yang rencananya akan digelar 12 September," katanya.

    Sekitar 150 orang warga Desa Wiromartan ditambah warga Kecamatan Ambal dan Buluspesantren menolak pembangunan pagar yang tengah dilakukan TNI AD Sabtu akhir pekan lalu. Mereka yang datang dengan tangan kosong dihadang satu regu pasukan tentara yang bersenjata. Unjuk rasa menjadi ajang rusuh saat TNI langsung menyerang para pengunjuk rasa. "Sedikitnya ada 10 orang menjadi korban pemukulan anggota TNI AD.(mam/cah).

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top