• Berita Terkini

    Selasa, 01 September 2015

    Tutup Pitulasan, Warga Perum Korpri Jatimulyo Nanggap Kuda Lumping

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Pentas kuda lumping dari Group Krida Budaya Desa seling Kecamatan Karangsambung memeriahkan peringatan HUT RI ke70 warga RT 3 RW 6 Perum Kopri Desa Jatimulyo Kecamatan Alian. Kegiatan yang digelar Minggu (30/8/2015), itupun berjalan meriah.

    Pentas kuda lumping merupakan kegiatan penutup dari serangkaian Peringatan HUT RI ke 70. Adapun beberapa kegiatan sebelumnya meliputi jalan sehat, tirakatan, pengajian, dan beraneka lomba seperti makan kerupuk, kelereng, pecah air hingga futsal.

    Ketua Panitia Pelaksana Ismantoro mengatakan kegiatan ini, rencananya akan dilaksanakan rutin setiap tahun. Pada momen HUT RI mendatang, juga akan dilaksanakan pentas hiburan. Selain harganya terjangkau, penyelenggaraan pentas seni juga merupakan upaya untuk menjaga budaya agar tidak diambil oleh bangsa lain. "Kalau bukan kita siapa lagi. Kalau bukan sekarang kapan lagi," tuturnya.

    Adanya momen tahunan seperti ini lanjutnya, sangat berguna untuk menciptakan keakraban dan menghibur masyarakat. Sehingga masyarakat akan kembali segar untuk melaksanakan rutinitas sehari-hari. Selain itu kebersamaan masyarakat akan menimbulkan rasa solidaritas yang tinggi. Sehigga akan menumbuhkan sikap gotong-royongdan rasa kesatuan dan persatuan. "Kalau warga saling asah, asih dan asuh, maka solidaritas, tenggang rasa dan teposliro akan terbangun," katanya.

    Ketua RT 3 RW 6 Bambang Sudiyanto SPd mengatakan, di RT tersebut terdapat tiga kegiatan rutin tahunan diantaranya Ruwahan, HUT RI dan Silaturahmi. Dana untuk kegiatan akan diambil dikumpulkan dengan cara iuran perbulan. “Di desa kuda lumping mungkin sudah hal yang biasa, namun di daerah perkotaan kini sudah jarang yang menyelenggrakannya. Maka tidak heran jika masyarakat sangat antusias untuk menonton,” jelasnya didampingi oleh tokoh masyarakat setempat Tubari SPd MPd yang juga merupakan Kepala SMP N 3 Gombong.

    Sementara itu Achmad Budiyono (62) tokoh masyarakat lain mengatakan, prinsip warga RT 3 WR 6 adalah Sersan (serius tapi santai). Maka dari itu untuk menciptakan kebersamaan  dilakukan kegiatan rutin. Diantaranya Yasinan, Kumpulan RT dan Ronda. “Pada kegiatan rutinan tersebut semua hal bisa dibahas, meliputi pembangunan RT, sosial, kerja bhakti dan lain sebagainya. Pokoknya selama masyarakat masih senang kumpul dan berdiskusi untuk kepentingan lingkungan maka kawasan tersebut pasti akan maju,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top