BAHAN bakar minyak (BBM) jenis pertalite mulai dipasarkan di wilayah Eks Karesidenan Surakarta. Saat ini sudah ada 10 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Namun, di Kota Solo baru ada satu SPBU yang menyediakan pertalite.
General Manager (GM) Marketing Operation Region (MOR) IV Pertamina Kusnendar mengatakan, saat ini terdapat 36 SPBU yang sudah menyediakan pertalite. Penambahan terus dilakukan sejak mulai dipasarkan secara nasional bulan lalu.
”Kita akan terus melakukan penambahan. Di Kota Solo sendiri sudah terdapat satu SPBU yang menyediakan pertalite dan nantinya akan ditambah,” ujarnya, saat aktivasi uji pasar pertalite di SPBU Coco Solo Baru, kemarin (22/8).
Upaya memperbanyak outlet penjualan terus dilakukan. Namun dia mengaku harus memperhatikan kemampuan SPBU sekaligus tidak menggusur premium. ”Kita harus lihat juga kesiapan instalasi SPBU yang ditunjuk,” terang dia.
Kusnendar menegaskan, hingga akhir tahun nanti, di Jawa-Bali akan tersedia 1.200 SPBU yang menyediakan pertalite. Dari total 4.300 SPBU yang ada, saat ini sudah tersedia di 350 SPBU.
Terminal BBM Boyolali saja yang menyediakan pertalite untuk MOR IV. Ke depannya akan difungsikan Terminal BBM Maos dan Terminal BBM Pengapon. ”Saat ini juga baru Terminal BBM Boyolali. Ke depannya, Maos dan Pengapon akan kita dorong,” ujarnya.
Sementara itu, Manager SPBU Sumber Sumarsono membenarkan jika SPBU yang dikelolanya hanya satu-satunya penyedia pertalite di wilayah Solo. Penyediaan tersebut dengan penunjukan pihak Pertamina. Saat ini konsumen masih dalam tahap coba-coba. Promosi yang dilakukan langsung oleh karyawan SPBU yang akan mengisi bahan bakar.
”Pertalite mulai membuat penasaran bagi sebagian masyarakat. Mereka ingin mencoba, jika ternyata yang dirasakan lebih baik dan lebih enak untuk kendaraan, akan kembali menggunakan pertalite,” katanya.
Dia mengakui konsumsi pertalite sejak awal hingga kini selalu meningkat. Sejak empat hari ini terus meningkat hingga 1.000 liter per hari. Meski demikian, konsumsi premium dan pertamax juga tetap stabil seperti biasa. Konsumsi premium sehari bisa mencapai 10-11 ribu liter, sedangkan Pertamax antara 1.000-1.500 liter.
Terpisah, Direktur Umum SPBU Sekarpace Djoko Supeno menegaskan, SPBU yang dikelolanya belum ditunjuk Pertamina menjual pertalite. Penunjukan lebih dulu diprioritaskan SPBU milik pemerintah dan pengusaha yang memiliki lebih dari satu SPBU.
Meski demikian, pihaknya siap jika ditunjuk sebagai salah satu SPBU yang mnyediakan pertalite. ”Kami siap jika diminta penyedia pertalite. Kita juga memenuhi syarat dengan memiliki empat tangki BBM,” papar dia. (din/un)
General Manager (GM) Marketing Operation Region (MOR) IV Pertamina Kusnendar mengatakan, saat ini terdapat 36 SPBU yang sudah menyediakan pertalite. Penambahan terus dilakukan sejak mulai dipasarkan secara nasional bulan lalu.
”Kita akan terus melakukan penambahan. Di Kota Solo sendiri sudah terdapat satu SPBU yang menyediakan pertalite dan nantinya akan ditambah,” ujarnya, saat aktivasi uji pasar pertalite di SPBU Coco Solo Baru, kemarin (22/8).
Upaya memperbanyak outlet penjualan terus dilakukan. Namun dia mengaku harus memperhatikan kemampuan SPBU sekaligus tidak menggusur premium. ”Kita harus lihat juga kesiapan instalasi SPBU yang ditunjuk,” terang dia.
Kusnendar menegaskan, hingga akhir tahun nanti, di Jawa-Bali akan tersedia 1.200 SPBU yang menyediakan pertalite. Dari total 4.300 SPBU yang ada, saat ini sudah tersedia di 350 SPBU.
Terminal BBM Boyolali saja yang menyediakan pertalite untuk MOR IV. Ke depannya akan difungsikan Terminal BBM Maos dan Terminal BBM Pengapon. ”Saat ini juga baru Terminal BBM Boyolali. Ke depannya, Maos dan Pengapon akan kita dorong,” ujarnya.
Sementara itu, Manager SPBU Sumber Sumarsono membenarkan jika SPBU yang dikelolanya hanya satu-satunya penyedia pertalite di wilayah Solo. Penyediaan tersebut dengan penunjukan pihak Pertamina. Saat ini konsumen masih dalam tahap coba-coba. Promosi yang dilakukan langsung oleh karyawan SPBU yang akan mengisi bahan bakar.
”Pertalite mulai membuat penasaran bagi sebagian masyarakat. Mereka ingin mencoba, jika ternyata yang dirasakan lebih baik dan lebih enak untuk kendaraan, akan kembali menggunakan pertalite,” katanya.
Dia mengakui konsumsi pertalite sejak awal hingga kini selalu meningkat. Sejak empat hari ini terus meningkat hingga 1.000 liter per hari. Meski demikian, konsumsi premium dan pertamax juga tetap stabil seperti biasa. Konsumsi premium sehari bisa mencapai 10-11 ribu liter, sedangkan Pertamax antara 1.000-1.500 liter.
Terpisah, Direktur Umum SPBU Sekarpace Djoko Supeno menegaskan, SPBU yang dikelolanya belum ditunjuk Pertamina menjual pertalite. Penunjukan lebih dulu diprioritaskan SPBU milik pemerintah dan pengusaha yang memiliki lebih dari satu SPBU.
Meski demikian, pihaknya siap jika ditunjuk sebagai salah satu SPBU yang mnyediakan pertalite. ”Kami siap jika diminta penyedia pertalite. Kita juga memenuhi syarat dengan memiliki empat tangki BBM,” papar dia. (din/un)