![]() |
RYANTONO P.S./RASO |
Kapolres Sukoharjo AKBP Andy Rifai menjelaskan, sebelum diledakkan tim Gegana Brimob, dalam bom termos ditemukan bahan black powder dan detonator. Terkait daya ledak bom, Andy belum bisa menjelaskan secara rinci karena masih dianalisa.
”Soal daya ledak, jibom (tim penjinak bom) yang tahu. Ini masih diteliti dan didalami,” terangnya, kemarin (30/9).
Meskipun begitu, dari bentuk fisik dan rangkaian bom termos, Andy mengatakan si perakit sudah lama belajar membuat bom. Tapi polisi belum bisa memastikan apakah si perakit memang professional membuat bom. ”Kalau dilihat dari unsur bahan peledaknya, orang itu (perakit) sudah lama belajar merakit bom,” papar kapolres.
Adakah indikasi bom termos melibatkan jaringan teroris? Andy belum bisa memastikan. Termasuk ketika dikaitkan dengan ancaman keamanan jelang pemilihan kepala daerah (pilkada) Desember mendatang. Namun jika dilihat dari lokasi penemuan yang cukup jauh dari keramaian masyarakat dan lokasi proyek PT Kereta Api Indonesia (KAI), Andy menduga bom termos tidak ada hubunganya dengan pilkada atau ancaman terhadap proyek PT KAI.
Sekadar informasi, bom termos ini ditemukan sekitar pukul 12.00 oleh pekerja proyek pilar jembatan rel KA. Mereka awalnya tak menyangka barang tersebut adalah bom karena bentuknya mirip dengan termos pada umumnya. Tapi kecurigaan muncul karena pada bodi termos terdapat lilitan kabel berwarna merah dan hijau.
Setelah polisi datang ke lokasi penemuan, termos tersebut dipastikan adalah bom. Kemudian tim Gegana Brimob Subden C Pelopor Grogol meledakkannya. (yan/wa)