• Berita Terkini

    Kamis, 01 Oktober 2015

    Dolar Naik, Perajin Konveksi Limbung

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Melemahnya nilai kurs rupiah terhadap dolar membuat resah para pelaku usaha di Kebumen. Terdampak kurs rupiah terhadap dolar, usaha konveksi di Kebumen mengalami kemandekan bahkan terancam gulung tikar.

    Tohir (43) salah satu pelaku usaha konveksi RT 5 RW 2 Desa Sangubanyu Kecamatan Buluspesantren mengatakan, melemahnya kurs rupiah terhadap dolar telah membuat usahanya limbung. Bagaimana tidak. Sejak melemahnya nilai rupiah,  order jahitan dari pengusaha yang menjadi mitranya berhenti total. “Semenjak awal puasa hingga pertengahan ordernya masih stabil, namun setelah lebaran belum jalan,” tuturnya kepada kebumenekspres.com, Rabu (30/9/2015).

    Tohir merupakan mitra Cute, Make, Trim (CMT) dari beberapa pengusaha konveksi di Jakarta. Demi memberi pekerjaan kepada para karyawan, Tohir terpaksa harus mencari order dari pengusaha konveksi lainnya Itupun diperoleh dengan harganya tergolong murah bila dibandingkan dengan Funny yang selama ini menjadi mitranya di Jakarta.  “Ini ada sedikit order kalau tidak salah ini untuk  ekpor ke Nigeria,”  katanya.

    Naiknya kurs dolar telah membuat bahan baku mengalami kenaikan. Kendati tidak semua bahan baku mengalami kenaikan, namun sebagian besar naiknya berkisar 15 sampai 20 persen. Kemungkinan harga bahan baku akan terus menanjak jika rupiah terus melemah dan dolar terus mengalami kenaikan.“Kalau kondisinya seperti ini terus, tentunya akan sangat sulit untuk memajukan usaha,” paparnya.

    Dia menuturkan, kondisi itu membuatnya resah. Sebab bila harga naik secara terus menerus tidak menutup kemungkinan usaha yang digelutinya akan gulung tikar. Jika kondisi ekonomi tidak kunjung membaik maka daya beli masyarakat juga terus turun. "Kalau daya beli konsumen turun, tentunya produsen juga akan kesulitan,” keluhnya.

    Tohir menambahkan, saat ini ia juga sudah mulai menjahit seragam sekolah. Alasannya, seragam sekolah merupakan kebutuhan pokok bagi para siswa. Hal ini dilakukan sebagai trobosan untuk menunggu datangnya order dari Jakarta. “Yakin jika kondisi ini tak kunjung stabil tidak menutup kemungkinan banyak masyarakat yang akan frustasi. Akibatnya bisa jadi angka kejahatan akan semakin meningkat,”  ucapnya. (mam/ chi/jpnn)

    =========================================

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top