![]() |
M. AINUL ATHO |
Massa yang terdiri dari Aliansi Pekalongan Menggugat, pemuda, dan sejumlah organisasi mahasiswa seperti SMI, HMI, PPMI, IMM, memusatkan aksi di Monumen Juang Kota Pekalongan, Rabu (30/9).
Mereka menyuarakan beberapa tuntutan terhadap kasus Salim Kancil, diantaranya mendesak
Kepolisian untuk menyelesaikan kasus Salim Kancil hingga ke akar-akarnya dan menuntut negara harus bertanggung jawab dan membuat undang-undang perlindungan untuk gerakan rakyat. "Jangan sampai hanya wayang yang ditangkap, dalangnya juga harus diungkap," ujar Korlap Aksi, Menang.
Menurut dia, kasus Salim Kancil hanya menjadi salah satu contoh bahwa di Indonesia masih banyak konflik agraria yang terjadi, dan dituntaskan dengan cara-cara kekerasan. Untuk itulah, Menang menuntut agar negara memberikan kepastian perlindungan bagi kaum petani yang berorganisasi maupun memperjuangkan lahannya.
"Negara jangan lepas tangan, harus ada solusi terhadap kasus-kasus yang terjadi terutama masalah konflik agraria. Meluasnya perkebunan dan pertambangan, justru meningkatkan kekerasan terhadap petani. Berdasarkan data yang kami punya, selama masa pemerintahan Jokowi setidaknya ada 89 kaum tani yang ditangkap, 52 kaum tani mengalami kriminalisasi, 25 orang mengalami kekerasan fisik, dan 4 orang petani dibunuh," beber dia lagi.
Humas Aliansi Mahasiswa Pekalongan Raya, M Romadhona menambahkan, kasus Salim Kancil harus menjadi perhatian penuh bagi penegak hukum. Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya dengan mengusut tuntas hingga ke akar siapa saja yang terlibat, termasuk dalang dibalik kasus tersebut.
Mereka juga menuntut agar negara dapat mewujudkan reforma agraria sejati, menegakkan ekonomi berkeadilan dan nasionalisasi aset vital negara dibawah kontrol rakyat. "Kita semua tahu bahwa 31 juta penduduk Indonesia adalah petani, namun sebagian besar penduduk miskin dan justru terpinggirkan," tegas dia.
Aksi dari massa gabungan juga mendapatkan pengawalan ketat dari aparat keamanan dan terpantau sempat membuat arus lalu lintas di sekitar Jalan Merdeka hingga Jalan Pemuda tersendat.(nul)