IMAM/EKSPRES |
Salah satu pedagang Pasar Tumenggungan Saring (50) mengatakan, harga sembako relatif stabil. Untuk harga beras kualitas biasa, masih di angka Rp 8500 perkilogram. Sedangkan untuk beras raja lele mencapai Rp 11 ribu perkilo.
Kenaikan cukup mencolok justru terjadi pada komoditi kacang yang semula Rp 23000 perkilo naik menjadi Rp 26000 perkilo. Demikian pula hara cabai yang saat ini mencapai Rp 55 ribu perkg atau naik nyaris 50 persen dari harga semula Rp 30 ribu. "Namun kenaikan harga cabai berlangsung sedikit demi sedikit," kata warga Kelurahan Tamanwinangun Kecamatan Kebumen.
Sementara, bawang merah naik Rp 1000 dari Rp 12 ribu menjadi 13 ribu perkg. Sedangkan bawang putih berkisar Rp 20 ribu-22ribu dari yang semula hanya Rp 17 ribu. “Memang naik tapi tidak segnifikan, akan tetapi yang lebih dirasakan justru sepinya pembeli,” jelasnya saat ditemui kebumenekspres.com, Jumat (4/9/2015).
Menurutnya, sejak adanya kenaikan harga dolar terhadap rupiah terlihat jelas berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Setidaknya itu terlihat dari sepinya pembeli. "Sepinya pengunjung hampir setiap hari dirasakan oleh para pedagang, bahkan di hari Rabu dan Minggu yang merupakan hari pasaran Pasar Tumengungan," katanya.
Ungkapan senada juga disampaikan pedagang lainnya Rahma (60) asal Desa Tanuraksan Kecamatan Kebumen . Dia mengatakan pengunjung sangat sepi. Dulu para pembeli selalu mencari penjual. Namun saat ini justru para penjual yang mencari pembeli. Selian karena naiknya dolar, penjual sembako yang menempati bagian luar pasar, juga banyak. Akibatnya para pembeli enggan masuk ke Pasar dan cukup membeli dari pedagang yang berada di luar. “Lah wong jaman siki apa-apa angel, Mas... Kepriwe sich Presidene ya,” tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Perusahaan AKAS, Darda (45) warga RT 3 RW 2 Desa Rantewringin Kecamatan Buluspesantren, pengusaha sabut kelapa ini juga mengalami dampak langsung dari melemahnya rupiah. Adanya goncangan ekonomi tersebut membuat pengrajin sabut kelapa ini mengaku mengalami kesulitan.“Kita hampir mengalami stagnan selama lima bulan, beruntungnya kemarin merupakan musim panen. Jika tidak maka para karyawannya tentu akan mengalami kesulitan ekonomi yang berat,” ucapnya. (mam)