KEBAKARAN hutan di kawasan hutan Gunung Merbabu, selain menghanguskan puluhan hektare vegetasi hutan, juga mengakibatkan saluran pipa air bersih ke pemukiman warga ikut terbakar. Akibatnya, ribuan warga yang mengantungkan air dari kawasan Gunung merbabu kesulitan mendapatkan air bersih.
Setidaknya ada lima saluran pipa dari sumber air dari Sipendok untuk mengairi ribuan warga di Dusun dan Desa Ngagrong; Dusun Dayu, Desa Jeruk, dan Desa Ngargoloko.
“Untuk saat ini warga di sana hanya mengantungkan air dari bak penampung air yang tersisa. Padahal, air dari pipa sudah tidak keluar,” terang Pejabat Kepala Desa Ngagrong Sutardi.
Dari laporan yang diterima pada Selasa Sore ada sekitar 150 meter pipa yang juga ikut terbakar. Dan jumlah tersebut masih akan terus bertambah menyusul semakin membesarnya api yang membakar kawasan hutan Gunung Merbabu.
“Mungkin saat ini mencapai satu kilometer lebih. Karena tadi malam api cukup besar dan mengarah kesaluran pipa air milik warga,” terang Sutardi.
Dampak terbakarnya hutan di kawasan Gunung Merbabu itu, sekitar 2.500 kartu keluarga (KK) mengalami krisis air bersih untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari. Saat ini warga hanya mengadalkan sisa air yang masih tertampung didalam bak air untuk dipergunakan dengan hemat.
Untuk mengatasi hal tersebut, warga terus berupaya bersama tim pemadam kebakaran untuk segera memadamkan api. Sebab, warga belum bisa memperbaiki saluran pipa yang terbakar, jika api belum padam semuanya. “Namun karena keterbatasan sarana, pemadaman belum bisa dilaksanakan secara maksimal,” ujarnya.
Selain itu, medan yang terjal dan berada diketinggian diatas 2 meter di atas permukaan laut (mdpl) semakin menyulitkan pemadaman. Hal itu juga ditambah kencangnya tiupan angin yang membuat api dapat dengan mudah menjalar kemana-mana. (wid/bun)
Setidaknya ada lima saluran pipa dari sumber air dari Sipendok untuk mengairi ribuan warga di Dusun dan Desa Ngagrong; Dusun Dayu, Desa Jeruk, dan Desa Ngargoloko.
“Untuk saat ini warga di sana hanya mengantungkan air dari bak penampung air yang tersisa. Padahal, air dari pipa sudah tidak keluar,” terang Pejabat Kepala Desa Ngagrong Sutardi.
Dari laporan yang diterima pada Selasa Sore ada sekitar 150 meter pipa yang juga ikut terbakar. Dan jumlah tersebut masih akan terus bertambah menyusul semakin membesarnya api yang membakar kawasan hutan Gunung Merbabu.
“Mungkin saat ini mencapai satu kilometer lebih. Karena tadi malam api cukup besar dan mengarah kesaluran pipa air milik warga,” terang Sutardi.
Dampak terbakarnya hutan di kawasan Gunung Merbabu itu, sekitar 2.500 kartu keluarga (KK) mengalami krisis air bersih untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari. Saat ini warga hanya mengadalkan sisa air yang masih tertampung didalam bak air untuk dipergunakan dengan hemat.
Untuk mengatasi hal tersebut, warga terus berupaya bersama tim pemadam kebakaran untuk segera memadamkan api. Sebab, warga belum bisa memperbaiki saluran pipa yang terbakar, jika api belum padam semuanya. “Namun karena keterbatasan sarana, pemadaman belum bisa dilaksanakan secara maksimal,” ujarnya.
Selain itu, medan yang terjal dan berada diketinggian diatas 2 meter di atas permukaan laut (mdpl) semakin menyulitkan pemadaman. Hal itu juga ditambah kencangnya tiupan angin yang membuat api dapat dengan mudah menjalar kemana-mana. (wid/bun)