![]() |
IMAM/EKSPRES |
Hal itu disampaikan pemilik produsen benih Tri Utomo Adimulyo, Hesti Rusdianto dan produsen benih padi Sri Unggul Karanganyar Kebumen Sumiati kepada anggota Komisi B DPRD Kabupaten Kebumen saat melakukan kunjungan di dua tempat tersebut secara terpisah, beberapa waktu lalu.
Kunjungan ke produsen benih padi itu dipimpin oleh Ketua Komisi B DPRD Kabupaten Kebumen Sudarmaji. Ikut mendampingi Sekretaris Komisi B Akhsin dan anggota Agus Khamim.
Menurut Sudarmaji, akibat kesulitan permodalan, sebagian besar produsen benih padi di Kebumen tidak sanggup menangkap peluang bisnis tersebut. Padahal, peluangnya sangat bagus dan terdapat jaringan luas hingga seantero Indonesia. Untuk itu, pihaknya berharap ada pihak swasta yang mau menjadi pemodal besar untuk terjun di bisnis tersebut.
Dikatakan Sudarmaji, kebutuhan benih padi bersertifikat di Kebumen tinggi, sehingga Komisi B ingin mencari tahu sejauhmana persiapan produsen benih padi dalam menghadapi musim tanam berikutnya nanti. "Anjuran dari pemerintah memang harus menggunakan benih bersertifikat, agar produksi padinya tinggi," jelasnya.
Kendati demikian, tidak dipungkiri banyak petani lebih tertarik menggunakan merk tertentu, sehingga benih bersertifikat pun cenderung masih dipandang sebelah mata. Adapun varietas benih padi bersertifikat itu antara lain ciherang, IR 64, dan Situbagendit.
Lebih lanjut Sudarmaji mengatakan, selama ini di Kebumen banyak beredar benih-benih padi dari luar daerah. Namun produsen yang ada di daerah ini tak banyak berkutik. Terlebih proses pembenihan dari musim penghujan tidak mencukupi waktu untuk tanam pada kemarau.
Sudarmaji berharap produsen benih yang masih aktif di Kebumen bisa mencukupi kebutuhan se-Kebumen dan menyesuaikan waktu proses pembenihan dengan sokongan permodalan yang besar. Dijelaskannya, proses pembenihannya butuh waktu tiga bulan.
Dari 12 produsen benih padi di Kebumen, dua diantaranya juga produsen benih kedelai yakni Sri Unggul Karanganyar dan satu lagi di Gombong. Khusus benih kedelai, kata Sudarmaji, di Kebumen masa tanamnya pada Juli – September. Padahal, untuk benih kedelai masa pertumbuhannya terbatas hanya satu bulan. "Sehingga, kalau tiba masa tanam kedelai, maka bibitnya menjadi sulit didapat. Akibatnya petani mencari benih ke luar daerah atau benih yang tidak bersertifikat," tandasnya. sembari mengatakan butuh pemecahan bersama. (mam)